Benny S Butarbutar Vice President Corporate Communication Citilink Indonesia menyatakan, perusahaan penerbangan itu telah menonaktifkan Tekad Purna Kapten Pilot QG 800 Citilink Indonesia yang diduga mabuk saat hendak melakukan penerbangan rute Surabaya-Jakarta.
Netizen sempat ramai membincangkan bahwa pilot tersebut telah berbicara melantur, dan membuat khawatir para penumpang.
“Kami telah mengambil kebijakan untuk meng-grounded (menonaktifkan) pilot tersebut untuk waktu yang tidak ditentukan. Ini karena terbukti pilot tersebut berlaku tidak profesional,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Kamis (29/12/2016).
Saat ini, Citilink masih menunggu hasil cek kesehatan dan cek psikologi oleh Kementerian Perhubungan. Hasil cek kesehatan dan cek psikologi ini, kata Benny, setidaknya turun pekan depan. Kalau memang ada bukti-bukti lanjutan mengenai pilot ini, Citilink akan mengambil kebijakan lebih lanjut. “Tidak tertutup kemungkinan, kami akan melakukan pemecatan,” katanya.
Benny menyebutkan, Tekad Purna telah melakukan tindakan tidak profesional, pertama dengan terlambat datang untuk melakukan penerbangan. Selain itu, pilot tersebut terindikasi dalam kondisi tidak fit sebelum melakukan penerbangan.
“Makanya kami menunggu hasil tes lanjutan. Karena hasil pertama (cek kesehatan di Kemenhub) negatif, tapi kalau ternyata hasil berikutnya positif ya tinggal pecat saja. Begitu,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, penerbangan QG 800 Citilink Indonesia rute Surabaya – Jakarta terlambat selama 65 menit di Bandara Juanda, Rabu (28/12/2016). Pesawat yang dijadwalkan berangkat 05.15 WIB diundur menjadi pukul 06.20 WIB.
Saat itu Citilink telah menyatakan permohonan maaf atas keterlambatan dan ketidaknyamanan yang dialami penumpang penerbangan Citilink Indonesia QG 800. Citilink menyatakan bahwa pilot pesawat itu telah bersikap tidak profesional.(den)