Sabtu, 23 November 2024

Curigai Jaringan Narkoba Libatkan Masyarakat, Polisi Galakkan Grebek Kampung Narkoba

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Kombes Pol Sandi Nugroho Kapolrestabes Surabaya saat konferensi pers tentang pengungkapan kasus peredaran narkotika sebanyak 4,7 kilogram jenis sabu-sabu di Surabaya, pada Selasa (17/9/2019) lalu. Foto: Anggi suarasurabaya.net

Polrestabes Surabaya bersama jajaran Forkopimda akan menggalakkan program Grebek Kampung Narkoba, dalam bentuk sosialisasi menyeluruh tentang bahaya narkoba.

Berbeda dengan sosialisasi biasanya, program kali ini juga akan mencari solusi bagi masyarakat yang terlibat dalam jaringan ini hingga bergantung pada barang haram narkoba sebagai mata pencarian.

Kombes Pol Sandi Nugroho Kapolrestabes Surabaya mengatakan, program ini diinisasi setelah pihak kepolisian menemukan fakta bahwa jaringan narkoba sering kali memanfaatkan peran masyarakat di wilayah tersebut untuk menjadi tameng bisnis haram ini. Seperti halnya jaringan Sokobanah, Madura.

Menurut Sandi, jaringan ini banyak yang mengorbankan ibu-ibu dan anak-anak untuk ikut terlibat dalam menyimpan atau menjadi perantara bisnis narkoba. Meski mereka tahu yang mereka lindungi adalah narkoba, tapi mereka mau terlibat karena mendapatkan keuntungan yang besar.

“Kenyamanan mereka yang mendapatkan uang tanpa perlu keluar keringat, dan itu seolah-olah menjadi mata pencarian. Waktu kita temukan anaknya masih SMP kelas 3. Untungnya pas di tes negatif, berarti cuma dipakai tameng. Tapi tidak sedikit juga anak muda kita menjadi korban,” paparnya kepada Radio Suara Surabaya, Senin (2/12/2019).

Untuk itu, program ini akan melibatkan banyak pihak seperti BNN, Pemerintah Daerah, personil TNI dan kepolisian, pengusaha, hingga akademisi. Tujuannya, solusi dari upaya pemberantasan narkoba ini tidak hanya berhenti pada penangkapan pelaku. Tapi juga memberikan pemahaman tentang bahaya narkoba dan pentingnya keterlibatan masyarakat.

Lebih dari itu, jika ada kelompok masyarakat yang ‘seolah-olah’ menjadikan bisnis narkoba sebagai sumber pendapatan, pihaknya akan meminta bantuan akademisi untuk meneliti potensi apa di wilayah tersebut yang bisa dikembangkan, dan dapat membuka lapangan kerja baru bagi mereka.

“Kalau diungkap, dikhawatirkan, dikhawartirkan ya, setiap rumah ada (narkoba, red). Makanya kita mengajak Gubernur Jatim dan Forkopimda lain ikut menggalakkan ‘Grebek Kampung Narkoba’. Jadi solusinya tidak hanya pelaku ditangkap polisi, tapi juga masalah ekonomi, sosial budaya, membuat lapangan kerja baru, pendidikan buat anak-anaknya,” ujarnya.

Namun, sosialisasi ini juga terbuka bagi seluruh sekolah, instansi, kelompok masyarakat, maupun komunitas yang ingin mendapatkan pengetahuan tentang bahaya narkoba. Tujuannya agar seluruh elemen masyarakat dapat bekerja sama untuk sadar lingkungan, jika ada kegiatan yang mencurigakan di sekitar tempat tinggalnya.

“Buat kawan-kawan Suara Surabaya dan arek-arek Suroboyo, jika ingin sosialisasi bahaya narkoba bisa hubungi kami Polrestabes Surabaya, baik RT, RW, komunitas, silahkan,” kata Sandi.

Sebelumnya, pada Senin (2/12/2019) malam, polisi menembak mati dua kurir sabu-sabu jaringan internasional di wilayah Sukomanunggal Surabaya, Minggu (1/12/2019) malam. Kurir narkoba ini diketahui masuk dalam jaringan Sokobanah Madura. Jaringan ini tidak hanya menjadikan daerah Sokobanah daerah pemasaran narkoba, tetapi tempat pengiriman ke banyak wilayah di Indonesia dalam paket-paket yang lebih kecil.

“Setelah ditangkap, diketahui ada barang yang akan dibawa ke Sokobanah. Kenapa Sokobanah masih kita dalami. Kemarin diungkap ada 100 kilogram itu juga mengarah ke Sokobanah,” jelas Sandi.(tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs