Kondisi anak berinisial JA (4) yang diduga menjadi korban penganiayaan, semakin membaik. Ini disampaikan dr Pesta Parulian Humas RSUD Dr Soetomo Surabaya, Senin (2/12/2019).
JA dirawat di RSUD Dr Soetomo sejak Sabtu (30/11/2019), karena menderita luka lebam di sekujur tubuhnya. Kendati demikian, dr Pesta mengatakan kondisinya baik dan sudah mulai beraktivitas.
“Kondisinya sudah baik. Mulai beraktivitas seperti sudah bisa makan, minum, terus juga mau interaksi sama ibunya dan petugas medis kita,” kata dr Pesta.
dr Pesta mengakui, memang ditemukan luka lebam pada tubuh JA. Namun, pihaknya belum bisa memastikan penyebabnya. Nantinya, luka lebam itu akan dibuktikan Divisi Forensik apakah penyebabnya karena cedera kekerasan atau hal-hal lainnya.
“Kami bekerja komprehensif, melibatkan berbagai macam dokter lainnya. Seperti dokter anak, psikiater, dan lainnya untuk membuktikan apa yang terjadi pada anak itu. Nanti dokter forensik yang menjelaskan, apakah itu luka lebam atau kelainan medik,” kata dia.
Sehingga, diagnosa pada JA masih belum bisa disimpulkan. Saat ini, lanjut dia, pihaknya fokus untuk merawat JA sampai pulih. Ke depan masih akan dilakukan pemeriksaan tambahan dan konsultasi dengan para dokter.
Selain itu, aparat kepolisian juga dilibatkan dalam hal ini. Karena melihat ketidaksesuaian yang ditemukan tim medis pada hasil pemeriksaan JA. Ini sekaligus membuktikan penyebab luka lebam tersebut.
“Itulah dokter dalam menegakkan diaognosa memerlukan pemeriksaan tambahan dan konsultasi dengan dokter lainnya. Sampai ditemukan diagnosanya apa,” kata dia.
“Jadi kita menemukan kejang demam pada JA. Lalu, kita periksa dan konfirmasi fisik dan menemukan perlu ditelaah dokter lain. Sampai pada titik berdiskusi ahli forensik, kita pakai cepat tanggap. Kita diskusi dengan keamanan sepertinya ada ketidaksesuaian. Makanya kita perlu pembuktian dengan melibatkan petugas yang lebih mengerti soal ini,” jelasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Kombes Pol Sandi Nugroho Kapolrestabes Surabaya, yang hari ini melihat langsung kondisi JA. Sandi mengungkapkan, bahwa JA semakin membaik. Namun, sayang saat ditemui JA sedang tidur.
“Jadi kita tidak bisa ajak komunikasi, karena anaknya tidur. Kita hanya bisa komunikasi dengan ibunya saja,” kata Sandi.
Terkait kasus dugaan penganiayaan yang saat ini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polrestabes Surabaya, Sandi mengaku masih berjalan. Pihaknya sudah memeriksa enam saksi.
Namun, dia enggan mengungkapkan secara detail pemeriksaan tersebut. Dia meminta untuk bersabar, dengan pemeriksaan itu nantinya akan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.
“Ada 6 saksi yang sudah diperiksa, semoga nanti bisa menjawab apa yang terjadi,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Sandi juga mengucapkan terima kasih atas sikap tanggap pihak rumah sakit yang melaporkan kondisi JA. Dia berharap, sinergitas ke depannya semakin ditingkatkan.
“Inilah bentuk guyub rukun di Surabaya. Bukan hanya masyarakat, tapi juga pejabat, para dokter, dan perawat di sini. Kami ucapkan terima kasih untuk sinergitasnya,” kata dia. (ang/tin/ipg)