Joko Widodo Presiden menegaskan, tidak mendukung politisi tertentu yang akan bersaing memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), dalam forum Musyawarah Nasional (Munas) Tahun 2019.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi, siang hari ini, Senin (2/12/2019), di Istana Merdeka, Jakarta, menepis isu adanya Menteri Kabinet Indonesia Maju yang menekan pemilik suara dalam Munas, supaya Airlangga Hartarto tetap menjabat Ketum Golkar.
Menurut Jokowi, Golkar adalah parpol besar yang punya peran penting dalam menjaga stabilitas politik serta pembangunan nasional.
Presiden yakin, Partai Golkar tidak bisa diintervensi oleh pihak luar, termasuk menteri, bahkan Presiden.
Mantan Gubernur DKI Jakarta mengatakan, tidak mengetahui siapa saja kader Partai Golkar yang punya hak suara untuk memilih ketua umum.
“Itu urusan internal Golkar. Sebagai partai besar, saya kira nggak mungkin (Golkar) bisa diintervensi oleh menteri, eksternal. Ya, biasa dalam politik. Kalau Setneg bisa intervensi Golkar, jagoan betul Setneg. Saya kenal satu DPD Golkar pun nggak. Setkab, apa urusannya dengan Munas Golkar?” ujarnya.
Jelang pelaksanaan Munas, Jokowi berharap, Kader Partai Golkar bisa memilih pemimpin secara demokratis.
Sekadar informasi, Munas Golkar Tahun 2019 akan diselenggarakan mulai hari Selasa (3/12/2019 ) sampai Jumat (6/12/2019), di Hotel Ritz Carlton Jakarta.
Munas yang digelar untuk menentukan Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024, rencananya dibuka secara resmi oleh Joko Widodo Presiden, dan ditutup oleh Ma’ruf Amin Wakil Presiden.
Berdasarkan informasi dari Panitia Munas, sudah ada sembilan orang yang mengambil formulir pendaftaran bakal calon Ketua Umum Partai Golkar, sejak pendaftaran dibuka, Kamis (28/11/2019).
Dari jumlah tersebut, sampai siang hari ini tercatat baru dua orang yang mengisi formulir pendaftaran dan menyerahkan ke Panitia Penyelenggara Munas, yaitu Ridwan Hisjam dan Ali Yahya.
Dua nama politisi Partai Golkar yang diprediksi akan bersaing ketat dalam proses pemilihan ketua umum adalah Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo.(rid/tin/ipg)