Amran Sulaiman Menteri Pertanian mengatakan, keputusan pemerintah untuk mengimpor 500 ribu ton beras karena persediaan beras di dalam negeri masih kurang.
Kurangnya produksi beras dalam negeri disebabkan antara lain kondisi cuaca yang menyebabkan di beberapa daerah gagal panen dan kualitas beras tidak maksimal.
Gagal panen ini diikuti dengan naiknya harga beras di beberapa daerah
yang selama ini dikenal menjadi lumbung beras seperti Karawang, Jabar. Kenaikan harga beras kali ini cukup tinggi berkisar Rp1.000-Rp2.000.
“Pemerintah mempunyai harga patokan, kalau di atas harga patokan maka Bulog harus menjual. Tetapi ini karena stok kurang maka harus impor dulu baru dijual. Tetapi kalau turun harga maka dia membeli supaya naik. Mekanisme memang begitu,” kata Mentan di Jakarta, Minggu (14/1/2018).
Kalau DD tv cuaca normal, Desember-Januari puncak panen. Karena cuaca 2017 tidak stabil, prediksi tersebut meleset, stok beras pun berkurang.
Menurut Amran, umur padi tiga bulan. Kalau musim tanam itu berjalan sebagaimana mestinya dimulai September maka puncak panen bulan Desember.
“Karena musim tanam mundur, musim panen diperkirakan mulai Februari,” kata Amran.
Sementara itu, Enggartiasto Lukito Menteri Perdagangan mengatakan impor beras sebanyak 500 ribu ton dari Vietnam dan Thailand sudah tiba dalam pekan depan. (jos/dwi)