Pemprov Jatim menggelar Rapat Koordinasi Pemantapan Outbreak Response Imunization (ORI) Difteri di Gedung Serbaguna Dinas Kesehatan Jatim, Rabu (17/1/2018).
Untung Suseno Sutarjo Sekjen Kementerian Kesehatan hadir dalam rapat yang dihadiri bupati dan wali kota di Jawa Timur ini.
Kepada hadirin, dia sempat menjelaskan tentang program imunisasi ORI yang diinisiasi Kemenkes untuk menangani Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri.
Salah satu poin yang dia sampaikan, warga Jawa Timur usia 1-19 tahun harus mendapatkan imunisasi difteri secara lengkap untuk memutus mata rantai penyebarannya.
Soekarwo Gubernur Jawa Timur mengatakan, saat ini sebanyak 460 orang warga di Jatim terdampak Difteri hingga akhir 2017, 16 diantaranya meninggal.
“Pak Sekjen (Kementerian Kesehatan) tadi mengambil inisiatif dan saran agar warga Jatim usia 1-19 tahun diimunisasi Difteri. Kami akan lakukan,” ujar pria yang akrab disapa Pakde Karwo setelah rapat.
Pada akhir Januari nanti, Pemprov Jatim akan menerima tiga jenis vaksin untuk imunisasi Difteri dari Kemenkes. Untung Suseno Sutarjo Sekjen Kemenkes mengatakan, vaksin itu akan tiba pada akhir minggu keempat ini.
“Jadi sehari sebelum vaksin sampai, kami sudah siapkan tim (distribusi,red) ke lokasi-lokasi imunisasi. Ada 10.717.172 anak umur 1-19 tahun di Jawa Timur yang akan mendapatkan imunisasi,” kata Gubernur.
Adapun tiga jenis vaksin imunisasi Difteri yang akan didapatkan dari Kemenkes untuk warga usia 1-19 tahun di Jatim yakni DPT-HB-Hib, DT, dan Td. Ketiga vaksin itu merupakan bagian dari program ORI.
Total biaya yang dibutuhkan untuk proses imunisasi, di luar kebutuhan vaksin, sebesar Rp98 miliar. Kebutuhan ini dianggarkan dari Belanja Tak Terduga APBD Provinsi Jatim.
“Sharing sama kabupaten/kota. Sebesar Rp49 miliar dari APBD Jatim, sisanya Rp49 miliar dari Kabupaten/Kota. Totalnya Rp98 miliar,” katanya.
Kohar Kepala Dinas Kesehatan Jatim menjelaskan, kebutuhan anggaran itu di luar vaksin yang memang diberikan secara gratis dari Kemenkes.
“Jadi anggaran itu untuk sosialisasi, pelatihan tenaga medis, dan biaya operasional imunisasi untuk 10.717.172 warga yang tersebar di Jatim,” ujarnya.(den/iss/ipg)