Membuat sendiri kudapan khas nusantara memang tidak mudah, dan itulah yang ingin disampaikan kepada siswi-siswi SMP Putri Luqman Al Hakim Hidayatullah Surabaya, saat membuat rengginang.
Rengginang berbahan dasar ketan adalah satu diantara kudapan nusantara yang ada di hampir setiap kota di Indonesia tetapi dengan nama atau sebutan yang berbeda-beda. Di Jawa, khususnya di sejumlah kota seperti Surabaya, Madura atau beberapa kota di Jawa tengah, rengginang cukup dikenal.
Berbahan dasar ketan, rengginang setelah dicetak untuk mengkonsumsinya harus digoreng terlebih dahulu diatas minyak goreng panas, sehingga rasanya gurih dan renyah. Konon ada trik khusus agar kudapan tradisional tersebut enak dimakan dan butiran ketan menjadi tidak keras.
Proses pembuatannya memang memakan waktu. Mulai dari menyiapkan bahan baku sampai dengan proses menggorengnya butuh waktu. Melatih kesabaran, ketelitian agar rengginang nimmat disantap sesuai keinginan.
“Kami ingin mengajak siswi-siswi kami belajar itu. Melatih kesabaran, ketelitian untuk membuat sebuah kudapan rengginang agar hasilnya sesuai dengan keinginan. Seluruh siswa kelas delapan kami libatkan, mulai dari proses awal pembuatan,” terang Ustazah Istiqomah guru kelas delapan.
Pembuatan rengginang ini, lanjut Istiqomah juga menjadi bagian dari pembelajaran cooking class untuk mengajak siswi membuat kudapan, rengginang yang nantinya hasilnya sesuai dengan keinginan dan cita rasa masing-masing siswi.
Di sela-sela kesibukan mengadon bahan baku rengginang, Dyah Arum Haura Fauziyyahatau satu diantara siswi mencoba mentralisir adonan yang dibuatnya karena terlalu banyak menggunakan garam dan dikhawatirkan membuat adonan terasa lebih asin.
Istiqomah langsung memerintahkan agar ditambah sedikit air sekaligus mencampurkan pewarna alami yang digunakan agar rasa asin akibat terlalu banyak menggunakan garam bisa dikurangi saat mengadon sebelum menjadi rengginang.
“Setelah diaduk dan diadon lagi, cicipi rasa adonannya. Jangan ragu-ragu menambahkan air atau bahan lainnya ke dalam adonan agar adonan tidak terlalu tawar tetapi juga tidak terlalu asin. Terus lakukan sesuai keinginan, jangan takut-takut,” tambah Istiqomah.
Pembelajaran membuat rengginang sengaja dipilih dalam cooking class kali ini, agar siswi tahu bahwa proses membuat kudapan sejenis itu butuh waktu dan kesabaran serta ketelitian. “Harapan kami nantinya para siswi ini ketika menghadapi persoalan atau mengerjakan sesuatu juga penuh kesabaran dan ketelitian,” pungkas Istiqomah.(tok/dwi)