ITS Surabaya jalin kerjasama dengan PT PLN (Persero) Regional Sumatera dan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), Senin (22/1/2018) guna meningkatkan sinergi antara institusi industri dengan kalangan akademisi.
Penandatanganan Kesepakatan Pokok (Head of Agreement) kali ini dilakukan Dr Ir I Ketut Gunarta MT., Kepala Badan Pengembangan dan Pengelola Usaha (BPPU) ITS dengan beberapa general manager dari unit-unit PLN Regional Sumatera.
Penandatanganan disaksikan langsung oleh Prof Ir Joni Hermana MScES PhD, Rektor ITS, dan Wiluyo Kusdwiharto, Direktur Bisnis PLN Regional Sumatera, di Gedung Rektorat ITS Surabaya.
Penandatanganan 36 dokumen kerjasama tersebut menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) yang dijalin sebelumnya antara ITS dengan PT PLN (Persero) pada 29 November 2017 lalu tentang pengembangan pendidikan, penelitian, dan penerapan teknologi ketenagalistrikan.
Menurut Wiluyo, Head of Agreement (HoA) ini merupakan perjanjian yang lebih mengikat daripada MoU. Berisikan gambaran umum lingkup pekerjaan kerjasama antara PLN dan PJB dengan ITS. Dari 36 dokumen kerjasama tersebut, terdapat 25 kesepakatan yang dijalin antara PLN Regional Sumatera dan ITS.
“Kerjasama ini didorong oleh kebutuhan untuk menyelesaikan studi kasus terkait kelistrikan yang hingga saat ini belum menemukan jalan keluar, terutama di wilayah Sumatera,” terang Wiluyo pada awak media, Senin (22/1/2018).
Untuk itu, lanjut Wiluyo, PLN Regional Sumatera memerlukan bantuan dari ITS dalam menemukan solusi-solusi dari berbagai masalah yang dihadapi tersebut. “Ada banyak kesepakatan yang dijalin, namun ada tiga proyek terkait kelistrikan yang mendesak untuk segera diselesaikan tahun ini,” kata Wiluyo.
Wiluyo menambahkan, proyek yang pertama menyangkut peningkatan efisiensi pembangkit listrik yang masih mengalami kendala penurunan kapasitas di regional Sumatera. Wiluyo mengungkapkan bahwa saat ini di Sumatera sedang mengembangkan teknologi boiler yang berfungsi mengubah air menjadi uap, namun masih mengalami penurunan kapasitas.
“Kami menggandeng ITS di sisi mekanikal dan konversi energi yang sangat kami harapkan bisa mengkaji hal tersebut untuk memberikan masukan kepada kami bagaimana menanggulangi penurunan kapasitas yang kemudian nantinya diimplementasikan,” lanjut Wiluyo.
Lebih jauh Wiluyo mengigatkan bahwa ITS juga diharapkan mampu memberikan solusi bagi upaya pengembangan kelistrikan di pulau-pulau terluar untuk menaikan rasio elektrifikasi. Saat ini rasio elektrifikasinya masih sebesar 93 persen, diharapkan tahun ini melonjak menjadi 100 persen.
“Kami harap rasio elektrifikasinya dapat optimum tanpa membebani PLN sekaligus menguntungkan masyarakat,” papar Wiluyo.
Dengan kerjasama ini, Wiluyo berharap agar ITS dapat memberikan solusi pembangkit seperti apa yang seharusnya digunakan. Hal ini agar tidak seperti pengembangan di Papua yang menggunakan tenaga genset, sehingga memakan anggaran besar.
“Saya tidak ingin pembangkit yang diterapkan di Sumatera seperti di Papua hingga harus mengeluarkan dana Rp 150 juta per orang,” ungkap Wiluyo.
Kemudian proyek utama yang ketiga adalah motor listrik untuk kapal nelayan di Sumatera. Wiluyo telah mempercayakan hal ini kepada ITS karena dianggap sangat berkompeten dalam menciptakan inovasi teknologi motor listrik.
Selain dengan PLN Regional Sumatera, ada 11 HoA yang juga disepakati ITS dengan PJB yang bertujuan mengutamakan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, penganalisaan secara detail untuk mengefisiensikan boiler dan turbin serta pengembangan energi baru terbarukan juga menjadi proyek yang akan segera diwujudkan.
“Kerjasama terkait energi baru terbarukan ini sudah dimulai sejak Oktober 2017 lalu, diharapkan tahun 2018 ini dapat segera diwujudkan, segera direalisasikan,” ujar Iwan Agung Firstantara, Direktur Utama PT PJB.(tok/ipg)