Ega Sekar Evani, mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Surabaya tampak sibuk merangkai beberapa bunga Krisan berjenis fiji putih dan aster merah menjadi sebuah rangkaian. Sebuah buket dengan bentuk tidak biasa.
Dia merangkai buket bersama beberapa orang lainnya di Penta Kitchen, sebuah restoran di Jalan Indragiri, Minggu (4/2/2018).
Dengan hati-hati Ega membersihkan tangkai bunga dari daun-daunnya. Dia lantas merangkai bunga sesuai pola yang diinstruksikan oleh pelatih. Sedikit demi sedikit, rangkaian bunga itu membentuk sebuah pola.
Setelah itu, dia pun mengikat bunga itu dengan rapi. Sebuah wajah puppy (anak anjing) mulai tampak dari bunga-bunga yang telah dirangkai menjadi buket.
Ada pernik mata dan hidung yang memang sengaja dipasang pada bagian tertentu rangkaian bunga itu sehingga bentuknya benar-benar menyerupai wajah anak anjing.
Ketika buket bunga berbentuk wajah puppy itu telah tampak, sentuhan akhir diberikan. Pada bagian ujung tangkai bunga, para peserta memberi kapas basah agar bunga tahan lama.
Pada tahap paling akhir, para peserta Workshop Puppy Character Flower Arrangement, termasuk Ega, menghias buket itu dengan kertas tisu beserta pita yang mengikat tangkai.
Nah, buket bunga puppy sebagai pernak-pernik bertemakan Tahun Baru Imlek pun telah jadi. Ya, memasuki bulan Februari ini, sebagian masyarakat Surabaya akan merayakan Tahun Baru Imlek 2018.
“Saya berencana mengaplikasikan materi workshop kali ini untuk kreasi dalam bisnis florist yang sedang saya rintis,” kata Ega ketika ditemui suarasurabaya.net setelah acara itu selesai.
Buket bunga sebagai pernak-pernik hadiah Imlek masih menjadi pilihan untuk diberikan kepada kerabat, sanak famili, maupun teman. Ning Ning Hoetomo pelatih dalam lokakarya Flower Arrangement ini mengatakan, tema puppy dipilih mengingat tahun baru Imlek kali ini adalah “Tahun Anjing”.
“Peserta kami ajarkan untuk membuat suatu bentuk dengan bahan dasar bunga. Tidak semua orang punya kemampuan itu, karena saat membentuk suatu bentuk, butuh ketelitian, dan tahu mana sisi yang kurang. Jadi kita harus bisa memotivasi diri sendiri, bagaimana sih membentuk suatu bentuk, dengan kemampuan kita yang terbatas. Dari bentuk itu, kita jadi tahu, kemampuan kita sampai di titik mana,” katanya.
Peserta merangkai bunga untuk membentuk kepala puppy. Foto: Anggi suarasurabaya.net
Selain ketelatenan, Ning juga mengatakan pemilihan ukuran bunga akan mempengaruhi bentuk buket. Bunga berukuran kecil berbeda cara menyusun dengan bunga berukuran besar. Bunga besar, kata Ning, biasanya dijadikan bunga utama dalam membentuk sebuah bentukan.
“Kalau yang kecil, biasanya untuk bunga isian, mendukung bentuk utama itu tadi. Kekurangan dari bunga besar itu harus diisi bunga kecil,” kata dia.
Soal penggunaan bunga Krisan berjenis fiji putih dan aster merah, kata Ning, karena kedua warna itu kontras. Pemilihan bunga dengan warna kontras sebagai bahan dasar buket akan menjadikan pola yang akan dibentuk semakin tampak.
“Kalau sama-sama gelap, malah tidak kelihatan,” ujarnya.
Lebih spesifik dia menjelaskan, pemilihan aster merah itu dia sesuaikan dengan nuansa Imlek yang dominan warna merah.
“Kalau valentine, ya kita pakai warna pink,” katanya.
Puppy Character Flower Arrangement merupakan serangkaian kegiatan Basic Workshop, yaitu sebuah wadah kreatifitas untuk seseorang yang ingin menambah pengalaman dan keahlian baru.
Yenny, Pemilik Basic Wokshop mengatakan, dirinya memiliki target setiap bulan mengadakan setidaknya dua hingga empat pelatihan. “Harapannya, dari pelatihan-pelatihan yang kami adakan, masyarakat bisa mendapat skill baru dan memanfaatkannya menjadi ladang bisnis. Pelatihan yang kita buat itu disesuaikan dengan tema, misalnya di Februari ini kan ada Imlek dan Valentine,” katanya. (ang/den)