Sabtu, 23 November 2024

Orang Tua Perlu Paham Cara Menghadapi Remaja

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Ilustrasi. Grafis: Didik suarasurabaya.net

Saat memasuki masa remaja, seorang anak wajar kebingungan menghadapi berbagai perubahan, baik perubahan fisik, sosial, maupun psikologi. Anak yang memasuki masa remaja dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perubahan itu dan lantas berkembang secara positif.

Salah satu tuntutan saat memasuki masa remaja adalah kemandirian. Memasuki masa remaja, seorang anak dituntut kemandirian, tidak lagi tergantung pada orang tua atau orang yang lebih dewasa lainnya. Salah satunya, anak dituntut mampu memutuskan sesuatu dengan cara yang tepat dan benar.

Apa yang bisa dilakukan orang tua? Berikut cara orang tua menghadapi remaja seperti dilansir sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id:

Anak Remaja itu bukan lagi anak kecil tapi juga bukan orang dewasa

Orang tua perlu menyesuaikan harapan dan berhenti memperlakukannya seperti anak kecil. Namun, dia belum bisa dianggap dewasa dan tidak bisa dimintai tanggung jawab layaknya orang dewasa. Jika anak remaja terus melakukan kesalahan yang sama, orang tua perlu menunjukkan kasih sayang dan sadari bahwa anak remajanya masih dalam tahap pembelajaran dan masih jauh dari menjadi orang dewasa. Salah satu bagian masa remaja adalah belajar dari kegagalan dan kesalahan. Jadikan pengalaman negatif dalam hidupnya sebagai kesempatan belajar.

Berikan kebebasan tapi juga batasan

Jika anak remaja menunjukkan kesungguhan dan berusaha bertanggung jawab, berikan lebih banyak kebebasan kepadanya. Namun, Jika dia membuat pilihan yang salah, orang tua harus lebih ketat mengawasinya. Buat dia mengerti bahwa perilakunya akan menentukan apakah dia mendapat kebebasan atau pembatasan. Itu terserah padanya.

Misalnya, jika anak meminta izin untuk melakukan sesuatu dan Anda cenderung mengatakan tidak, dengarkan apa yang ingin dia sampaikan. Katakan, “Ibu sebenarnya kurang setuju, tapi ibu ingin memberimu kesempatan. Jadi, tunjukkan kalau kamu bisa bertanggung jawab jika ingin pergi nonton konser ini dengan teman-teman.”

Begitu juga jika Anda harus memberikan pembatasan. Katakan, “Ibu sudah memberimu kebebasan, tapi kamu sepertinya belum siap. Jadi, ibu rasa kita harus meninjau kembali peraturan itu.”

Awali dengan kepercayaan, bukan kecurigaan

Bila si anak remaja pernah berbuat salah di waktu-wqaktu sebelumnya, sebaiknya orang tua tidak memusatkan perhatian pada kesalahan masa lalu atau risiko yang mungkin dia hadapi. Bahkan jika si anak pernah mengkhianati kepercayaan orang tua, penting bagi kedua belah pihak untuk memulihkan kepercayaan itu.

Jika orang tua merasa anak terlibat sesuatu yang buruk, mintalah dia untuk menjelaskan secara lengkap. Jangan langsung menarik kesimpulan, tetapi ajukan pertanyaan. Jika Anda tidak yakin, katakan, “Ayah dan ibu merasa khawatir, tetapi kami memutuskan untuk memercayaimu dalam hal ini.”

Jika anak menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan orang tua, cabut salah satu hak istimewanya dan biarkan dia berusaha mendapatkannya kembali. Contohnya, jika dia pulang melewati waktu yang ditetapkan, katakan dia tidak boleh pinjam mobil atau memakai motor selama satu minggu. Mintalah dia untuk mendapatkan hak itu kembali dengan menunjukkan bahwa dia bisa bertanggung jawab mengelola waktu.(ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs