Balai Pengembangan Bio Industri Laut (BBIL) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil mengembangkan inovasi metode budidaya tiga komoditas dalam satu tambak sehingga lebih efisien, dengan biaya produksi rendah dan lebih produktif.
Teknologi LIPI ini menggabungkan komoditas teripang, bandeng, dan rumput laut spesies gracilaria sp dalam satu tambak. Hendra Munandar Peneliti BBIL LIPI, dalam keterangan yang dikutip Antara, Kamis (22/2/2018) mengatakan, teknologi ini dinamai Budidaya Terbaru.
Nama itu diambil dari akronim tiga komoditas yang dibudidayakan dalam satu tambak. “Budidaya Terbaru ini adalah teknologi budidaya dengan pendekatan multitrofik yang menggabungkan komoditas teripang, bandeng dan rumput laut Gracilaria sp dalam satu tambak,” katanya.
Budidaya Terbaru memanfaatkan biota dalam ekosistem tambak. Rumput laut Gracilaria sp berperan sebagai produsen yang menyerap nutrisi yang berasal dari perairan, pupuk, dan sisa metabolisme biota dalam tambak kemudian mengkonversinya menjadi biomassa melalui proses fotosintesis.
Bandeng merupakan omnivora yang memakan partikel tersuspensi, fitoplankton, dan klekap. Sementara teripang pasir berperan sebagai pemakan detritus yang memanfaatkan bahan organik dalam tambak.
“Melalui metode ini, daur nutrisi dalam sistem budidaya menjadi lebih efisien karena biaya pakan dan pengelolaan kualitas air dapat ditekan secara optimal yang akhirnya berdampak pada penurunan biaya produksi,” tuturnya.
Selain lebih ramah lingkungan, Budidaya Terbaru juga memiliki produktivitas dan nilai ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan budidaya masing-masing komoditas secara monokultur.
Perkiraan produktivitas dan pendapatan per tahun untuk lahan tambak seluas satu hektar dengan Budidaya Terbaru lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya monokultur.
Dibandingkan dengan monokultur teripang, produktivitas dengan metode dengan metode Budidaya Terbaru bisa mencapai 17,5 persen lebih tinggi. Sedangkan untuk bandeng bisa 422,2 persen lebih tinggi, dan untuk rumput laut Gracilaria sp menjadi 879,2 persen lebih tinggi. (ant/den)