Sabtu, 23 November 2024

DPRD Surabaya Apresiasi Pelestarian Permainan Anak Tradisional di Hinggil Batik Fest

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Permainan Tradisional Egrang Batok. Foto: beritadaerah.co.id

Komisi D DPRD Surabaya mengapresiasi permainan anak-anak tradisional yang diselenggarakan pada pameran batik bertajuk “Hinggil Batik Fest 2018” di Grandcity mal Surabaya yang digelar, Rabu (28/2/2018) hingga Minggu (4/3/2018).

“Saya mendukung dan apresiasi acara ini,” kata Reni Astuti anggota Komisi D Bidang Kesra DPRD Surabaya di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (3/3/2018) seperti dilansir Antara.

Reni sempat menyaksikan permainan tradisional seperti tarik tambang, egrang batok, tek ko tek, dan lainnya. Semua permainan tradisional itu dimainkan anggota Karang Taruna Surabaya dan pengunjung.

Bahkan Reni sendiri mengaku sempat didaulat panitia untuk memainkan tek ko tek yang merupakan permainan zaman dahulu. Alat permainan ini berupa bola plastik padat dan keras berdiameter sekitar 10 cm yang masing-masing diikat tali yang bagian ujungnya bertemu pada satu cincin (ring) yang juga plastik.

Apabila digerakkan, lanjut dia, kedua bola plastik itu akan berbenturan dan menghasilkan bunyi tek ko tek. “Dulu kalau bermain ini tidak boleh dekat kaca. Kaca jendela maupun kaca meja,” katanya.

Bagi wakil ketua Fraksi PKS DPRD Surabaya ini, memainkan dan melihat permainan tradisional itu membawanya berwisata memori. Dia teringat ketika kecil pernah memainkannya. “Main layang-layang sampai sekarang saya masih bisa,” ujarnya.

Di samping lengkap menstimulus aspek kognitif, psikomotorik dan afektif, kata dia, permainan tradisional itu penuh dengan filosofi. Permainan tradisional mengedepankan sportivitas, semua yang bermain ikut mengawasi, ada aturan bersama yang disepakati, juga ada musyawarah untuk mufakat.

Selain itu, kata dia, dulunya permainan tradisional ada yang menjadi alat komunikasi. “Saya pernah membaca tulisan tentang permainan tradisional berupa layang-layang,” katanya.

Menurut dia, layang-layang zaman dahulu merupakan alat komunikasi ang biasa menggunakannya para tilik sandi atau intelejen. Hasil pantauan dilaporkan melalui layang-layang yang diterbangkan.

Karena itu, ketika layang-layang memiliki garis vertikal atau horizontal dengan jumlah dan bentuk berbeda itu merupakan sandi. Tidak beda dengan morse. (ant/ino/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs