Sabtu, 23 November 2024

Netanyahu Diperiksa Polisi dalam Kasus Korupsi

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel (tengah) berdiri di dekat istrinya Sara saat ia memberikan keterangan kepada media di Yerusalem. Foto: Reuters

Kepolisian Israel untuk pertama kalinya memeriksa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan istrinya, Sara, pada Jumat (2/3/2018) waktu setempat dalam penyidikan kasus korupsi yang melibatkan perusahaan telekomunikasi terbesar negara itu menurut siaran Radio Israel.

Kepolisian Israel membenarkan bahwa unit antikorupsi telah memeriksa Netanyahu dan Sara, masing-masing selama beberapa jam, namun tidak mengatakan apakah pemeriksaan itu berkaitan dengan kasus Bezeq Israel Telecom.

Perkara tersebut merupakan satu dari setidaknya empat penyelidikan yang membayangi perdana menteri empat-periode itu atau rekanan-rekanannya yang diumumkan bulan lalu, yang membahayakan posisi politiknya.

Pada Februari, kepolisian merekomendasikan bahwa Netanyahu (68) didakwa menerima suap dalam dua penyelidikan kasus korupsi lainnya. Netanyahu telah membantah melakukan kesalahan dan mengatakan dirinya adalah korban “pemburuan”.

Dalam perkara Bezeq, yang dikenal sebagai Kasus 4000, pihak berwenang menduga para pemilik perusahaan telekomunikasi itu menyampaikan pemberitaan yang menguntungkan bagi Netanyahu dan istrinya pada sebuah laman berita yang mereka kendalikan, sebagai imbalan atas kemudahan-kemudahan yang didapat dari pihak berwenang yang mengeluarkan berbagi peraturan.

Perusahaan tersebut membantah melakukan kesalahan. Kepolisian belum membuat rekomendasi soal dakwaan dalam kasus tersebut.

Dalam sebuah pesan video yang dipasang di laman Facebook-nya sekitar tiga jam sebelum polisi meninggalkan kediamannya, sang perdana menteri mengatakan ia yakin penyelidikan itu tidak akan menemukan apa pun.

Netanyahu dijadwalkan terbang ke Amerika Serikat pada Sabtu dan bertemu Presiden Donald Trump pada 5 Maret.

Sementara pengacara Sara Netanyahu mengatakan pemeriksaan terhadap kliennya berlangsung di sebuah kantor polisi di dekat Tel Aviv, sementara perdana menteri diperiksa di kediaman resminya di Yerusalem.

Pengacara mengatakan Sara diperiksa polisi secara hati-hati, yang menyiratkan bahwa ia bisa ditetapkan sebagai tersangka.

Polisi yang menyelidiki kasus itu telah menahan pemegang saham berpengaruh Bezeq Telecom, Shaul Elovitch dan Nir Hefetz, bekas juru bicara Netanyahu. Keduanya menyatakan tidak bersalah. Media Israel melaporkan bahwa mereka berdua juga diperiksa pada Jumat.

Shlomo Filter, orang kepercayaan Netanyahu dan mantan direktur jenderal pada Kementerian Komunikasi, juga ditahan dalam kaitannya dengan perkara itu. Media Israel mewartakan bahwa Filter sudah setuju untuk menjadi saksi dari negara.

Aksi Protes

Saat laporan mengenai pemeriksaan yang dilakukan kepolisian mengemuka, para pengunjuk rasa berkumpul di luar kediaman perdana menteri, menuntut dia mengundurkan diri.

“Kami ingin melihat Netanyahu diadili, kalau diperlukan, pegi ke penjara atau pulang ke rumah. Biarkan rakyat kita bebas dari seluruh korupsi yang meliputi pemerintahan dan pemimpinnya,” kata Shimrit Orr (72), seorang penulis dari Tel Aviv.

Ada beberapa lusin pengunjuk rasa di sana, menyanyikan lagu-lagu dan memukul-mukulkan pipa plastik ke tong sampah. Beberapa mobil membunyikan klakson untuk mendukung mereka saat melintas.

“Seorang perdana menteri yang sedang dalam penyelidikan tidak bisa, dan tidak mungkin bisa, mengambil keputusan penting,” kata Shuki Cohen (63), ekonom dari Moshav Arugot.

Sayap kanan perdana menteri yang telah menjadi figur dominan dalam politik Israel selama satu generasi itu berkuasa sejak 2009 dan total selama 12 tahun sejak 1996. Perdana Menteri menyatakan tidak melakukan pelanggaran dan dia akan berupaya menduduki jabatan periode kelimanya dalam pemilu yang dijadwalkan berlangsung akhir 2019.

Dalam dua perkara korupsi lain, di mana polisi sudah merekomendasikan pendakwaan Netanyahu, keputusan akhir mengenai apakah Netanyahu akan didakwa atau tidak ada ditangan Jaksa Agung Israel.

Dalam penyelidikan perkara yang disebut Kasus 1000, dia diduga terlibat suap karena hadiah yang menurut polisi nilainya hampor 300.000 dolar AS dari pengusaha kaya. Kasus lain yang disebut Kasus 2000 melibatkan rencana untuk mendapat peliputan positig dari koran terbesar Israel dengan menawarkan penerapan kebijakan untuk menghalangi sirkulasi koran pesaing, demikian dikutip Antara dari Reuters. (ant/iss/bid)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs