Sebuah mobil Toyota Innova mengalami kecelakaan hingga masuk jurang di kawasan Cangar, Pacet, Mojokerto, Minggu (4/3/2018) malam. Lima penumpang di mobil itu selamat.
Didik Sudarsono Kepala Seksie Pelayanan dan Penanggulangan Bencana (PB) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Mojokerto mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. Mobil itu masuk ke areal persawahan di tebing setinggi kurang lebih 20 sampai 30 meter.
Para penumpang, termasuk sopir, adalah keluarga yang tinggal di kawasan Plampitan, Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya. Mereka sedang dalam perjalanan pulang dari Batu menuju Surabaya melewati jalur alternatif Cangar.
“Innova ini meluncur dari Cangar. Di tikungan Gotean, mobil ini nyebur ke jurang. Remnya blong. Sebelumnya di kilometer 4 sudah diingatkan oleh tim relawan Welirang Community, supaya berhenti sebentar, karena sudah terlihat kepulan asap di bagian ban,” katanya kepada Radio Suara Surabaya.
Sopir mobil yang ditumpangi lima orang anggota keluarga ini memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan. Sampai di lokasi kejadian, kata Didik, diduga rem tidak berfungsi sama sekali. Ini diketahui oleh petugas polsek yang mendapati sama sekali tidak ada jejak pengereman.
“Peristiwa terjadi jarak 2 kilometer dari lokasi relawan mengingatkan mereka. Ada lima orang di mobil itu, semuanya selamat, tidak ada korban meninggal,” kata Didik.
Kondisi terakhir penumpang sebagaimana yang dicatat oleh PMI Mojokerto, pengemudi tidak mengalami luka, satu orang perempuan penumpang mobil itu mengalami patah lengan kiri, sedangkan satu orang perempuan lainnya mengalami nyeri di punggung.
“Dua penumpang lainnya, salah satunya ada anak kecil, juga selamat,” kata Didik. “Semuanya sudah dirawat di RS Sumber Glagah, Pacet.”
Didik mengatakan, selama satu hari ini sudah terjadi empat kecelakaan di jalur Cangar. Mulai dari kilometer 4 sampai kilometer 2. Jalur itu memang sangat rawan terjadi kecelakaan. Karena itulah beberapa waktu lalu, Pemprov Jatim membuatkan jalur penyelamatan yang lebih aman. Tapi Didik mengatakan, jalur ini tidak terlihat oleh kendaraan dari Cangar menuju Pacet.
“Ya, ‘jalur penyelamat permanen’ ini dari atas (Cangar-Pacet) tidak terlalu kelihatan. Meskipun juga sudah ada rambu-rambu peringatan. Makanya masyarakat setempat termasuk para relawan membuat jalur penyelemat manual. Tapi kalau malam, kendalanya di penerangan,” kata Didik.
Kepada Camat setempat, Didik menyampaikan agar diberikan penerangan di jalur penyelamat manual yang dibuat oleh para relawan sehingga kejadian kecelakaan yang menimpa pengendara tidak sampai terulang di kawasan tersebut.
Selain itu, Didik juga memberikan tips bagi pengendara roda dua maupun roda empat yang hendak melewati jalur tersebut untuk melakukan beberapa hal agar tidak terjadi malfungsi rem yang menyebabkan kecelakaan.
Untuk kendaraan roda dua, terutama matic yang memuat beban cukup berat, Didik mengimbau agar di Kawasan Sendi, sebelum masuk ke tikungan Gotean, di kawasan Cangar, pengemudi setidaknya berhenti tiga sampai empat kali.
“Sekalian istirahat ngopi atau menikmati sajian di warung-warung di tepi tebing, sekalian mengistirahatkan kendaraan,” katanya.
Demikian juga untuk pengendara roda empat. Setelah beristirahat di kawasan Sendi, saat hendak melanjutkan perjalanan agar melaju menggunakan gigi satu.
“Saat sudah masuk turunan antara KM 4 sampai Km2, itu turunan panjang, gunakan metode rem-lepas-rem-lepas. Kalau sudah, silakan berhenti lagi di turunan Miri. Saya yakin akan aman ketika melewati tikungan Gotean,” katanya.(den)