Zahrul Azhar As’ad Juru Bicara Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1 Khofifah-Emil menanggapi santai pernyataan Ahmad Basarah Wakil Sekretaris Jendral PDI Perjuangan perihal dukungan Presiden Jokowi terhadap pencalonannya. Gus Han sapaan akrabnya justru menyayangkan pernyataan Basarah yang seakan menyeret nama besar Jokowi untuk kepentingan parsial dalam Pilkada Jawa Timur.
Sebelumnya, Basarah mengatakan bahwa sejak Khofifah tidak lagi menjabat menteri, maka hubungan politik Jokowi dengan Khofifah sudah putus. Sementara Pada Pilkada Jatim 2018, kata Basarah, PDIP sudah meramu paket kampanye, termasuk untuk Pilpres 2019. Basarah mengatakan jika Gus Ipul – Puti dan Jokowi telah menjadi satu paket kampanye.
“Saya rasa statement tersebut tidak perlu ditanggapi berlebih. Lagi pula tidak ada hubungan Presiden dengan proses politik yang lagi bergulir. Tidak hanya di Jawa Timur, tapi di seluruh wilayah Indonesia yang tahun ini menyelenggarakan Pilkada serentak,” ungkap pengasuh Ponpes Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang itu.
Menurut Gus Han, satu-satunya kepentingan Presiden Jokowi dalam gelaran Pilkada serentak ini tidak lain adalah proses pilkada berjalan sesuai jadwal, aman, dan lancar. Sedangkan soal hasil, Presiden menyerahkan seluruhnya kepada rakyat agar kualitas demokrasi terus meningkat.
“Ada baiknya kita semua tetap menjaga wibawa Presiden. Jangan sebaliknya, merongrong dengan kepentingan parsial Pilkada. Saya sendiri sangat yakin Presiden Jokowi ada di posisi netral dan sangat menghormati proses demokrasi yang tengah berjalan dan tidak berniat untuk cawe-cawe,” tuturnya.
Gus Han mengatakan, saat ini Pilkada telah memasuki masa kampanye. Bukan lagi tentang siapa mendukung siapa maupun kendaraan apa yang dipakai untuk melaju dalam putaran Pilkada. Karenanya, isu yang paling tepat dibicarakan adalah soal prestasi, rekam jejak, ide, gagasan, kapasitas, program, rencana-rencana kedepan untuk Jawa Timur oleh semua kandidat.
“Ketergantungan kandidat terhadap dukungan presiden memperlihatkan lemahnya rasa percaya diri dari calon tersebut terhadap kekuatan konsepsi dan kapasitas dari pasangan maupun tim untuk mandiri dalam merebut hati dan pikiran konstituen,” imbuhnya.
Gus Han pun berharap, persaingan dalam Pigub Jawa Timur berlangsung secara sehat dengan menonjolkan prestasi serta gagasan maupun program saat kepemimpinannya nanti.
“Mari berkompetisi dengan sama sama percaya diri dengan tidak perlu mencatut nama nama besar yang justru akan mendegradasi value seseorang baik yang sudah almarhum maupun yang sedang aktif mengabdi untuk negeri ini. Rakyat sudah cerdas memilah mana yang berkualitas dan mana yang modal ‘garis keatas’,” jelasnya.(ang/iss/ipg)