Amerika Serikat (AS) mempercepat rencana relokasi kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem. Dari rencana awal Januari 2019, sekarang AS menargetkan Mei 2018.
Padahal, mayoritas negara anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menolak kebijakan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Menanggapi arogansi AS, Majelis Ulama Indonesia (MUI), kembali menegaskan penolakan. Menurut KH Muhyidin Junaidi Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri, rencana itu sangat menyakiti perasaan Umat Islam.
“MUI tetap menolak, dan itu sudah kami sampaikan kepada Duta Besar AS. Karena, hal itu sangat menyakiti perasaan Umat Islam dunia. Apalagi, pemilihan tanggal 14 Mei bertepatan dengan hari Nakba yaitu peringatan tragedi pengusiran besar-besaran penduduk Palestina,” ujarnya di Kantor Pusat MUI, Jakarta Pusat, Selasa (6/3/2018).
Sebagai bentuk dukungan buat Palestina, lanjut Muhyidin, perwakilan MUI rencananya menggelar pertemuan negara-negara Islam, tanggal 10-11 April 2018, di Ramallah, Palestina.
“Kami diundang untuk mengadakan pertemuan bertajuk Pembebasan Al Quds,” tegasnya.
Selain itu, MUI juga akan terus menyerukan penolakan lewat Dewan Keamanan PBB, sebagai bentuk dukungan Indonesia kepada Bangsa Palestina.
Sekadar diketahui, Keputusan AS untuk memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Yerusalem memicu banyak aksi solidaritas di seluruh dunia.
Bagi orang Palestina, 15 Mei merupakan Hari Nakba atau malapetaka yang menandai awal penggusuran paksa besar-besaran warga Palestina, untuk mendirikan negara Israel. (rid/dwi/ipg)