Emil Elestianto Dardak Calon Wakil Gubernur Jawa Timur menyambangi sentra pertanian bawang merah di Kecamatan Sukomoro, Nganjuk, Selasa (6/3/2018). Kunjungan ini dilakukan usai anjangsana dengan para pedagang di Pasar Sukomoro.
“Agenda aslinya itu adalah mengunjungi pasar di Sukomoro Nganjuk, namun saya melihat issue dan akar permasalahan anjloknya harga bawang merah ini juga ada di hulu. Itulah sebabnya saya minta untuk agak ngotot melihat kondisi di pertaniannya,” kata dia.
Bupati Trenggalek non aktif inipun mendapatkan sejumlah fakta lapangan yang memberi andil lemahnya posisi tawar petani ketika berhadapan dengan pasar.
“Misalnya seperti yang kita lihat disini, ini disebut dengan labuhan kedua. Di labuhan dua ini memang sangat tidak disarankan untuk menanam bawang merah, karena hasilnya tidak akan optimal dikarenakan oleh beberapa faktor,” jelasnya.
Hanya saja, kata Emil, posisi petani bawang merah juga dilematis. “Misalnya sudah terlanjur punya stock bibit, sayang kalau tidak ditanam. Padahal untuk nutup biaya obatnya, pupuknya belum tentu bisa terkejar,” tambahnya.
Lalu untuk pemupukan pakai pupuk urea saja tidak memadai, sedangkan pupuk lainnya yang memadai ini tidak bersubsidi. Inilah sebut Emil salah satu permasalahan lain yang menjadikan suatu kendala.
Kendala lain di hulu yang menjadikan satu perhatian terang Emil ternyata bawang merah yang berasal dari Bima, malah lebih bagus kualitasnya dibandingkan dengan yang di Nganjuk ini. “Padahal bibitnya berasal dari Nganjuk, ini ironis,” kata dia.
Petani di Nganjuk, lanjut Emil, dibuat bingung, infonya harga bawang merah tetap naik tapi petani bawang di Nganjuk tetap sengsara.
Emil lalu mengatakan perlunya program Information Super Corridor, yang mendapatkan input harga retail bawang merah sampai dengan ke ujung. Information Super Corridor adalah membangun jejaring informasi dua arah dari pelaku usaha lokal dan mitra dalam serta luar daerah.
“Dengan program ini teman-teman petani dan pedagang bisa tahu, ketika ditanya harganya berapa di Surabaya saja mereka tidak bisa menyebut. Pokoknya saya diberi harga sekian. Nah inilah tugas dari pemerintah juga mengendalikan inflasi, makanya di Nawa Bhakti Satya ada Jatim Agro. Karena agro tidak hanya sekedar mencari untung rugi dari sektor pertanian, melainkan esensinya melindungi kedaulatan pangan termasuk kedaulatan bawang merah,” kata Emil.
Usai blusukan dengan petani bawang ini, Emil mendapat amanah dari para petani. Mereka berharap bila cawagub termuda dan berprestasi ini terpilih diharapkan bisa membantu petani bawang merah dengan menjaga dan tidak menaikkan harga pupuk maupun obat-obatan yang dibutuhkan petani
“Saya salut dengan Pak Emil, muda dan bakat memimpin,” ujar Riyanto warga setempat. (ang/dwi/ipg)