Selasa, 26 November 2024

Jasa Raharja Bayar Santunan Korban Kecelakaan Bus Rombongan Guru TK

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Maryoto Birowo Bupati Tulungagung berinteraksi dengan dr Endah Woro Utami Direktur RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, di sela meninjau korban luka rombongan guru TK asal Tulungagung, terjatuh ke dasar jurang di tepi jalan raya Kesamben, Kesamben, Blitar, Sabtu (7/12/2019). Foto: Istimewa

Jasa Raharja menyerahkan santunan kematian dengan nominal masing-masing sebesar Rp50 juta kepada lima korban meninggal dalam kecelakaan bus rombongan guru TK asal Tulungagung di Jalan raya Kesamben, Blitar, Jawa Timur, Sabtu.

“Ya, untuk korban meninggal, hari ini juga kami TL untuk dibayarkan santunannya sebesar Rp50 juta per orang,” kata Kepala Kantor Pelayanan Jasa Raharja Tulungagung Purwono dikonfirmasi di Tulungagung.

Sampai berita ini dirilis, Purwono menyatakan ada lima korban meninggal dalam insiden kecelakaan lalu lintas di jalan raya Kesamben, Kesamben, Blitar itu.

Rinciannya, empat korban merupakan penumpang bus Fabian Anugrah Trans dengan nomor polisi AG 7555 UR, dan satu orang lagi korban meninggal merupakan pengendara sepeda motor atas nama Ridwan (75), warga Desa Sembung, Kesamben.

Total santunan kematian yang disalurkan Jasa Raharja untuk kasus kecelakaan bus rombongan guru, kepala sekolah TK dan pengawas TK se-Kecamatan Tulungagung, Tulungagung itu dengan demikian adalah Rp250 juta untuk lima keluarga korban meninggal.

Sedangkan untuk korban luka-luka, baik luka berat, sedang ataupun ringan, Jasa Raharja menjamin keseluruhan biaya perawatan dan pengobatan dengan maksimal pertanggungan sebesar Rp20 juta per orang.

“Kalau biaya perawatannya hingga sembuh lebih dari Rp20 juta ya nanti untuk kelebihannya bisa dialihkan ke BPJS ketenagakerjaan/BPJS kesehatan ataupun metode lainnya. Jasa Raharja hanya menanggung biaya dengan maksimal plafon Rp20 juta per orang,” ujarnya.

Jumlah korban luka-luka, baik yang berat, sedang ataupun ringan, Purwono menyebut ada 46 orang. Tiga di antaranya mengalami luka berat akibat patah tulang rahang, patah kaki/tangan dan rusuk.

Sementara 17 orang korban lainnya menderita luka skala sedang akibat benturan kepala dan badan.

Menurut keterangan Galih Nusantoro Kabag Humas Pemkab Tulungagung, untuk tiga warga Tulungagung yang mengalami luka berat masih harus menjalani perawatan intensif di RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, Blitar.

Sedangkan belasan lainnya yang luka sedang sedang diupayakan agar penanganan bisa dialihkan ke RSUD dr Iskak, Tulungagung. Koordinasi sudah dilakukan langsung oleh Maryoto Birowo Bupati Tulungagung dengan pihak dr. Endah Woro Utami Direktur RSUD Ngudi Waluyo.

“Selama (nanti) dirawat di RSUD dr Iskak, Tulungagung biaya akan ditanggung pemerintah (daerah),” katanya dilansir Antara.(ant/tin)

Surabaya
Selasa, 26 November 2024
26o
Kurs