Program Studi International Business Management (IBM) Universitas Ciputra bekerjasama dengan Kementrian Perindustrian (Kemenperin) diwakili oleh PBIPI, gelar seminar bertajuk: Challenge Your Creativity.
Darwis Triadi fotografer papan atas Indonesia menyampaikan bahwa selama 40 tahun berkarya, satu diantara tantangan terberat yang dihadapinya adalah gagap teknologi, seiring perlaihan teknologi kamera film menuju kamera digital.
“Jika ketika itu saya masih tetap berpikir danberkeras bahwa kualitas film tidka akan tertandingi oleh digital, barangkali saya juga akan mengalami banyak kendala didunia fotografi yang sangat cepat perkembangannya,” kata Darwis.
Dunia digital sangat cepat berkembang. Dan pada akhirnya Darwis mengakui bahwa tidak mungkin melawan dunia digital itu. “Pada akhirnya saya mengakui bahwa tidak mungkin melawan perkembangan teknologi,” aku Darwis.
Dan perlahan tapi terus menerus, lalu Darwis mulai beradaptasi dengan teknologi, khususnya didunia yang digelutinya, fotografi. Puncaknya ditahun 2012, Darwis mendirikan sekolah fotografi yang hingga saat ini keberadaannya masih eksis disejumlah kota besar di Indonesia.
“Sekolah ini bukan semata-mata sekedar bisnis, sekolah ini juga menitikberatkan pada proses saling berbagi ilmu. Dan hingga hari ini, sekolah fotografi saya masih eksis di sejumlah kota di Indonesia. Surabaya juga kan??” tegas Darwis Triadi.
Rowland Asfales designer sepatu sekaligus founder Pijak Bumi sebagai pembicara selanjutnya mengatakan bahwa saat memulai bisnisnya dengan keterbatasan resource yang dimiliki saat itu.
“Saya memulai bisnis ini dengan semua yang serba terbatas. Saya harus memulai dengan hal yang ekstrim, yaitu sangat ekstrim pada teknologi atau justru ekstrim handy craft,” papar Rowland.
Pijak Bumi yang merupakan brand fashion yang digagas oleh Rowland dengan mengedepankan prinsip sustainabilitas lingkungan dalam membuat sepatu dan produk-produk aksesoris lainya.
Bahan baku yang non kimia, yaitu dari kulit samak nabati menjadi pilihannya. “Tidak hanya sekedar modis dan stylish, tapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan,” tegas Rowland, yang kini memiliki omset ratusan juta tersebut.
Selanjutnya hadir Takun Arrosid videografer, Co-Founder Dekraf School of Photography, memilih memaksimalkan peran teknologi sebagai penyampai kreatifitasnya.
Karya-karya Takun dapat dinikmati oleh khalayak luas melalui social media tanpa batasan jarak dan waktu.
“Saat dapat menggunakan social media dengan bijak, maka sebenarnya social media adalah semacam lorong yang bisa kita lalui dalam memperkenalkan bisnis kita,” kata Takun.
Dan dari social media itu juga Takun mengaku akhirnya mendapatkan jaringan serta kepercayaan luas dari konsumen dengan berbagai karakternya. “Social media memberikan saya jaringan yang luas sekaligus kepercayaan konsumen,” tegas Takun.
Sementara itu Teofilus, S.T., M.M., Dosen IBM mengatakan bahwa kegiatan kali ini bertujuan memahamkan mahasiswa bahwa strategi marketing dari sudut pandang berbeda sangat dibutuhkan dan kolaborasi menjadi penting.
“Harapan kami mahasiswa memahami bahwa strategi marketing yang baik dari sudut pandang yang berbeda. Dan dari sudut yang berbeda itu diharapkan mahasiswa mengkolaborasikan berbagai sudut pandang tersebut menjadi strategi marketing yang tepat. Marketing itu ilmu yang dinamis,” tegas Teofilius, Kamis (8/3/2018).
Challenge Your Creativity merupakan pilot project dari rangkaian acara yang dijadwalkan digelar di tiga kota oleh Kemenperin. Rowland Asfales, Darwis Triadi dan Takun Arrosid menegaskan pada intinya kesuksesan hadir saat bertemu tantangan, keuletan, kreatifitas, dan inovasi.(tok/rst)