Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek Soeharto) Putri bungsu Presiden kedua RI Soeharto berkaca-kaca saat membicarakan ayahandanya. Dia terkenang sosok ayahnya yang peduli pada Tanah Air.
“Beliau tidak pernah mikirin sendiri, selalu mikirin bangsa Indonesia. Anak-anak Indonesia. Saya kalau ngomongin bapak saya itu selalu ‘mbrebes mili,’ ini gara-gara kamu (bertanya soal Soeharto),” kata Mamiek Soeharto kepada wartawan di sela acara puncak “Bulan HM Soeharto” di TMII, Jakarta, Minggu (11/3/2018).
Hal yang paling diingatnya sebelum ditinggal Soeharto adalah beberapa hari sebelum meninggal. Saat melihat ada tayangan televisi ada warga mengantre beras Jenderal Besar itu menangis. Soeharto, kata Mamiek, memanggil anak-anaknya semua dan mengajak berdoa setelah melihat warga kesusahan mendapatkan beras itu.
“Bayangkan, dalam keadaan beliau susah bicara, beliau berdoa untuk Indonesia agar gemah ripah loh jinawi. Dalam keadaan susah dan dihujat beliau masih mendoakan,” tutur dia.
Terkait “Bulan HM Soeharto” Memiek berharap generasi muda memahami sejarah bangsanya dan tidak mudah percaya pada berita bohong tentang sosok ayahandanya. Mamiek Soeharto juga meminta generasi muda lebih pandai menyaring informasi mana yang baik dan benar serta tidak mudah dihasut.
“Agar generasi muda paham sejarah, jangan memutarbalikkan fakta dan percaya dengan berita bohong,” ujar dia.
Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) juga mengenang ayahandanya. Dia mengatakan ayahnya itu selalu berpesan bahwa Pancasila sudah final dan harus terus diamalkan. “Bapak selalu mengatakan Pancasila itu sudah mencakup semuanya untuk bangsa kita dan itu terbaik untuk bangsa kita,” tutur Titiek.
Soeharto, kata Titiek, berharap agar Pancasila tidak pernah luntur dan menjadi benteng generasi muda supaya tidak jatuh pada hal-hal negatif seperti narkoba dan seks bebas.(ant/den)