Pekan Hari Air Sedunia juga diperingati masyarakat bantaran kali Surabaya di Rolag Karah, Kamis (22/3/2018). Masyarakat menggelar ruwatan kali Surabaya dengan harapan air tetap lestari untuk kehidupan.
Imam Rohani Ketua Konsorsium Lingkungan Hidup mengatakan, pekan hari air diisi dengan ruwatan kali Suroboyo, ngaji sungai yang ditujukan bagi ahli kubur yang meninggal di sungai, kemudian potong tumpeng, menebar 50 ribu ikan, pananaman pohon di bantaran sungai 300 batang bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup.
Selain itu, juga ada rembuk warga masyarakat bantaran kali. Diantara hasilnya adalah kesepakatan, bagi warga di bantaran sungai agar menghadapkan rumahnya ke Sungai (tidak membelakangi sungai). Yang sudah terealisasi adalah rumah di RT 2 RW 1 Karang Pilang sudah memotong rumahnya dan menghadap ke sungai.
“Rembuk warga ini juga bagian dari penyadaran masyarakat agar peduli terhadap kebersihan sungai sebagai sumber kehidupan,” katanya.
Dalam agenda ini, lebih ditekankan untuk penyadaran masyarakat akan pentingnya air untuk kehidupan. Sebab, sumber Brantas yang ada di Batu yang sebelumnya berjumlah 102 sumber, sekarang berkurang tinggal 57 sumber.
Melalui momentum hari air, masyarakat ingin pemerintah bergerak membuat kebijakan nyata, menindak pelaku penggundulan hutan di hulu dan melakukan penghijauan kembali demi lestarinya sumber air untuk kehidupan.
“Di atas (sumber grantas Batu), banyak penggundulan hutan untuk lahan ekonomis. Tanah gunung terbawa ke Surabaya, dan menyebabkan sedimen. Pemerintah harus tegas menindak pelaku penggundulan hutan,” katanya. (bid/iss)