Puluhan anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran, tampil memukau dalam acara unjuk karya seni, yang digelar di Transmart Rungkut Surabaya, Minggu (1/4/2018).
Tidak hanya disaksikan sejumlah orang tua, acara tersebut juga menarik perhatian pengunjung mall, terutama saat anak-anak itu memainkan alat musik angklung, diatas panggung.
Sri Gutomo Ketua Yayasan Aurica mengatakan acara tersebut digelar untuk mengembangkan potensi anak-anak sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, pihaknya juga ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran juga berpotensi besar dalam dunia pendidikan. Meskipun memiliki keterbatasan, kata dia, tidak menutup kemungkinan bahwa mereka mampu berproses dan berprestasi lebih baik.
“Kami akui, jumlah anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran dan yang bisa kuliah sampai ke jenjang tinggi, itu minim sekali. Sebagian orang berpendapat, anak-anak yang gangguan pendengaran susah berkomunikasinya dan didalam perkuliahan, semua dilakukan dengan komunikasi verbal. Hal semacam ini yang mau kami perbaiki. Buktinya, ada anak-anak kami yang bisa lulus kuliah dengan predikat cumlaude. Hal itu menunjukkan bahwa anak-anak bisa, kalau kita tangani dengan baik, sejak dini. Untuk itu, kami perlu memberikan pemahaman kepada orang tua lewat acara seperti ini. Sekaligus, mendorong keberanian anak-anak agar mau tampil didepan,” kata dia.
Menurut Sri Gutomo, anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran itu, harus ditangani sejak dini, agar potensinya muncul dan berkembang. Tentunya, peran orang tua dalam hal ini sangat dibutuhkan, terutama mengajak anaknya untuk berkomunikasi, meski dalam keterbatasan.
“Saya harap, orang tua paham bagaimana cara menghadapi kondisi seperti itu dan tentunya harus optimis. Supaya anak-anaknya juga bersemangat dan mampu menunjukkan potensinya yang besar. Sudah saatnya kita mendorong maju anak-anak yang berkebutuhan khusus. Mereka punya potensi besar dalam berkarya,” tambahnya.
Selain menampilkan musik angklung, pagelaran unjuk karya seni yang diikuti sekitar 52 siswa dari KB, TK, hingga SD itu, juga diisi dengan pembacaan puisi, tari, fashion show, pantomim dan barongsai. (ang/dwi)