Saat tiba di Helipad kawasan pelabuhan Laut Agats, Kabupaten Asmat, Kamis (13/4/2018), Presiden dan Ibu Iriana disambut tarian selamat datang dan juga dianugerahi gelar adat yang secara simbolis ditandai dengan penyerahan kayuh perahu dan noken.
Presiden diberi nama adat yang telah diputuskan dalam Musyawarah Pimpinan Lembaga Masyarakat Adat Asmat yaitu Kambepit.
Kambepit adalah nama Panglima Perang Asmat yang berasal dari rumpun Bismania. Bagi Suku Asmat, Panglima Perang Kambepit adalah pemimpin pemberani dan visioner yang memimpin Suku Asmat memasuki era perubahan dimana masyarakat Suku Asmat mengenal peradaban modern seperti sekarang ini.
Dengan pemberian nama Kambepit dan gelar adat sebagai Panglima Perang kepada Presiden Joko Widodo, masyarakat adat Asmat menginginkan agar Presiden Joko Widodo bisa menjadi Panglima Kambepit di masa kini yang memimpin mereka menuju era perubahan dan masa depan yang lebih baik.
Kunjungan Joko Widodo, Presiden ke Kabupaten Asmat untuk mengecek langsung penanganan KLB campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat.
Presiden mengatakan, Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Kabupaten Admat, Papua sudah ditangani dengan baik dengan melibatkan seluruh aparatur negara.
“Diharapkan KLB yang menghebohkan itu tidak akan terjadi. Presiden bersama Nila Moeloek dan instansi terkait, Kamis (12/4/2018) sudah mengecek langsung sampai ke pelosok Asmat,” kata Johan Budi, juru Bicara Presiden melalui keterangan tertulis yang diterima suarasurabaya.net, Jumat (13/4/2018) pukul 07.45 WIB.
Untuk mencegah terulangnya KLB campak di gizi buruk, pemerintah mendorong percepatan infrastruktur di Kabupaten Asmat meliputi air bersih, sanitasi, jembatan, perbaikan jalan kampung, bedah rumah dan pembangunan permukiman baru.
Pemerintah juga membangun tampungan untuk air baku ada sembilan yang lima di Agats kemudian yang empat dibangun di distrik-distrik yang ada.
Tentang gizi anak-anak, Presiden telah memerintahkan Bupati Asmat untuk benar-benar memperhatikan gizi anak-anak di daerahnya. Saat ini, ada 320 anak setiap hari diberikan kacang hijau, sayur dan makanan bergizi lainnya. Namun yang ada di distrik-distrik penanganannya tidak mudah.
Ada 13 puskesmas. Namun pemberian gizi di distrik tidak mudah karena keterisolasian.
Oleh sebab itu saat ini pemerintah membangun jalan Trans Papua untuk membuka daerah yang terisolasi.
Jalan ini akan mempermudah akses ke distrik, kabupaten, antar provinsi dan koneksi antar kabupaten dan kota. Arahnya kesana, tapi karena kondisinya, penyelesaiannya tidak semudah yang dibayangkan.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana mengunjungi Kabupaten Asmat, Basuki Hadimuljono Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pratikno Menteri Sekretaris Negara, Nila Moeloek Menteri Kesehatan, Soedarmo Pj Gubernur Papua dan Elisa Kambo Bupati Asmat. (jos/dwi)