Jumat, 22 November 2024

Mendikbud Jelaskan Pemberian Bobot UNBK Matematika

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Muhadjir Effendy Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menjelaskan bahwa pemberian bobot pada soal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) khususnya untuk mata pelajaran Matematika tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat berbeda dengan penilaian biasanya.

“Memang yang akan dipetakan lewat UN antara lain adalah aspek tingkat kesulitan tertinggi yang bisa dicapai oleh siswa. Tetapi pemberian bobot nya juga beda,” ujar Muhadjir di Jakarta, Sabtu (14/4/2018) seperti dilansir Antara.

Mendikbud mengakui bahwa soal UN pada tahun ini lebih sulit karena memang yang ingin dipetakan melalui UN antara lain adalah aspek tingkat kesulitan tertinggi yang bisa dicapai oleh siswa.

“Saya justru kecewa, kalau banyak siswa yang bilang soalnya gampang. Tidak belajar sungguh sungguh pun bisa mengerjakannya,” kata dia.

Pemberian bobot yang berbeda tersebut mirip dengan sistem penilaian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang mulai diberlakukan pada tahun ini, yakni berdasarkan tingkat kesulitan soal.

“Mirip seperti itu. Namun itu soal teknis, ahli evaluasi dan pengukuran pendidikan yang lebih menguasai.”

Sebelumnya, Muhadjir Effendy Mendikbud mengatakan pihaknya mulai tahun ini mulai memberlakukan soal yang membutuhkan daya nalar tinggi atau “high order thinking skills” atau HOTS.

Mendikbud menargetkan secara substantif meningkatkan kualitas dari UN tersebut dengan memasukkan soal HOTS tersebut.

Sementara itu, Robertus Budi Setiyono Direktur Global Sevilla mengatakan pihaknya menampung keluhan siswanya yang mengikuti UN.

“Anak-anak banyak mengeluhkan soal yang tidak sesuai dengan kisi-kisi yang disampaikan terutama untuk mata pelajaran Fisika, Kimia dan Matematika,” kata Budi.

Menurut Budi, hal itu yang membuat siswanya merasa kaget karena meskipun nilai UN tidak menentukan kelulusan, namun masih menjadi bahan pertimbangan untuk memasuk jenjang perguruan tinggi.

Meskipun demikian, Budi mengatakan bahwa siswa harus belajar apapun tidak hanya berdasarkan kisi-kisi soal ujian.

“Siswa harus belajar semuanya tidak hanya kisi-kisi, karena hakikat belajar tersebut adalah pembelajaran bukan ujian,” imbuh Budi. (ant/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs