Selasa, 26 November 2024

Pertunjukan Musik Randai Siti Manggopoh Pukau Warga Paris

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Penampilan musik randai dengan cerita 'Siti Manggopoh' tampil meriah dihadapan sekitar 300 penonton Prancis di Auditorium Musee National des Arts Asiatiques Guimet, Paris. Foto: Antara

Penampilan musik randai dengan cerita ‘Siti Manggopoh’ tampil meriah dihadapan sekitar 300 penonton Prancis di Auditorium Musee National des Arts Asiatiques Guimet, Paris. Tarian ini dibawakan grup Minangkabau Arts and Cultures Heritage pimpinan Soni Drestiana.

Paris Surya Rosa Putra, Atase Pendidikan KBRI kepada Antara London, Sabtu (14/4/2018) mengatakan, pertunjukan di Musee Guimet adalah bagian dari rangkaian muhibah grup Minangkabau Arts and Cultures Heritage yang pimpinan Soni Drestiana di Paris.

Kegiatan lainnya adalah workshop tari dan randai untuk penggiat seni Indonesia di Prancis. Pagelaran juga disusul dengan seni Minang di gedung ASIEM Paris.

Menurut Surya Rosa Putra, seluruh kegiatan difasilitasi dan didukung sepenuhnya oleh KBRI Paris melalui program Rumah Budaya Indonesia (RBI) Atdikbud Paris.

Dikatakannya, bagi Musee Guimet, pertunjukan Randai Siti Manggopoh ini adalah bagian dari program Indonesia, un portrait d`artistes yang diselenggarakan dari tgl 7-14 April bekerja sama dengan KBRI.

Program ini meliputi diskusi tentang karya-karya klasik Walter Spies, tentang Bali setelah perang dunia pertama, pemutaran film Kartini dan Seen and Unseen. Serta penyelenggataan round table tentang budaya Indonesia dan pertunjukan gamelan Bali Puspawarna KBRI.

Pertunjukan Randai Siti Manggopoh dimulai dengan Tari Pasambahan sebagai penghormatan pada para tamu yang hadir. Setelah itu, ada fragmen sinopsis cerita yang disampaikan dalam bentuk puisi yang apik.

Cerita Siti Manggopoh sendiri dibagi menjadi lima episode. Diawali dengan episode kegusaran Siti dengan tindakan penjajah Belanda yang semakin menyengsarakan rakyat Minang, lalu diakhiri dengan episode penyerangan benteng Belanda yang banyak memakan korban.

Seluruh adegan dibawakan dengan karakter teatrikal yang ekspresi dengan terjemahan Bahasa Prancis yang mumpuni. Diiringi musik Minang talempong, saluang dan puput serta gerakan silat profesional, penonton tidak beranjak sampai akhir pertunjukan.

Dalam round table, para pakar Prancis mengaku terkejut dan takjub dengan `opera` dari negeri matrilinial terbesar dunia yang lengkap seperti tari, dendang, pencak silat dan teater. (ant/tna/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Selasa, 26 November 2024
27o
Kurs