Sabtu, 23 November 2024

Nadine Chandrawinata Ajak Pejuang Lautan Pungut Sampah di Kenjeran

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Nadine Chandrawinata saat aksi pungut sampah di pantai Kenjeran, Surabaya, Minggu (15/4/2018). Foto: Anggi suarasurabaya.net

Sebagai aktris yang dikenal peduli lingkungan, Nadine Chandrawinata terus berkomitmen untuk berani menyebarkan virus ramah lingkungan. Seperti halnya hari ini, Minggu (15/4/2018), Nadine mengajak masyarakat yang disebutnya sebagai Sea Soldier atau Pejuang Lautan, untuk mengambil sejumlah sampah di wilayah Pantai Kenjeran, Surabaya.

Sambil membawa karung, Nadine bersama masyarakat lainnya mengambil beberapa sampah yang berserakan di sekitar pantai, mulai sampah plastik, popok, baju bekas dan lainnya.

Tidak sedikit, aksi Putri Indonesia 2005 ini mendapat perhatian dari beberapa pengunjung, yang turut serta mengambil sejumlah sampah. Dalam aksinya, Nadine menunjukkan sampah-sampah yang ia dapatkan dan menjelaskan kepada masyarakat tentang dampak negatif sampah plastik bagi hewan di laut.

“Iya ini saya dari tadi paling banyak menemukan sampah plastik, seperti tutup botol, terus ada sedotan, dan ada juga bungkus snack. Terutama sedotan ini, bahaya sekali. Saya punya pengalaman, kalau teman-teman lihat di internet banyak, benda sekecil sedotan ini, bisa melukai hewan di laut. Misalnya penyu, pernah ditemukan sedotan semacam ini menusuk hidung penyu. Kasihan kan. Sepele, tapi ini penting untuk semuanya tahu, kalau ini menyiksa,” kata Nadine, saat menjelaskan ke sejumlah masyarakat.

Kegiatan ini juga menarik perhatian empat orang warga asing asal Jerman, yang ikut mengambil sampah-sampah di sekitar pantai. Tidak hanya di pantai, aksi peduli lingkungan ini, juga dilakukan di darat, terutama di sekitar Taman Suroboyo.

“Jadi kita dibagi dua tim, ada yang di darat dan di laut. Dari hasil bersih-bersih, sampah plastik yang masih banyak ditemukan. Terus ada puntung rokok, sedotan dan lain-lain,” kata dia.

Nadine berharap, aksi seperti ini tidak hanya dilakukan sekali, tapi dapat berkelanjutan dan menjadi sebuah kebiasaan yang baik. Menurutnya, bijak dalam pemakaian plastik, juga bisa mendukung untuk upaya meminimalisir sampah plastik. Seperti tidak terlalu banyak menggunakan kantong plastik saat berbelanja dan membuang di tempat semestinya.

“Air bergerak dari hulu ke hilir. Kalau daratan atau kota adalah hulu, maka lautan adalah hilir. Bayangkan ketika hulu sudah tidak bisa menampung permasalahan terberatnya, yaitu sampah, dimana pada saat yang sama, hilir juga memiliki masalahnya sendiri. Sampah hulu berakhir di hilir. Memang kehidupan kita tidak bisa lepas dari namanya sampah. Tapi kita bisa menekannya dengan bijak memakai plastik. Kalau di Surabaya, menurut saya sudah membaik, tidak terlalu banyak sampah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ini juga berkat program Bu Risma, yang saya salut sekali,” jelasnya.

Nadine optimisti, lewat aksi kecil yang ia lakukan ini paradigma masyarakat perlahan-lahan bisa berubah. Bahwa mereka bisa melakukan perubahan lingkungan baik di darat maupun laut, bukanlah sesuatu yang susah, dengan mengawalinya lewat tindakan sederhana di lingkungan terkecil. (ang/ino)

Berita Terkait

Sabtu, 23 November 2024
Kurs