James Cameron Sutradara “Avatar” mengatakan, dirinya masih menginginkan membuat empat sekuel film tersebut dan mengarah ke produksi sementara selama peninjauan penjualan yang diusulkan studio film 21st Century Fox ke Walt Disney Co.
Saat ini, kata Cameron, sudah 100 hari memfilmkan sekuel Avatar kedua dan ketiga, sesuai kesepakatan dengan Fox. Segera setelah proses tersebut berhasil, Cameron bertekad segera melanjutkan film keempat dan kelima, karena dia sudah menulisnya.
“Saya secara pribadi bertekad untuk kesemuanya,” katanya saat ditemui studio tempat sekuel itu dibuat, di Manhattan Beach, California, sebagaimana dilansir Antara mengutip Reuters.
Rancangan untuk makhluk dan tokoh untuk empat sekuel itu, menurut dia, dipasang di dinding studio itu. Tetapi dia tidak menunjukkannya kepada wartawan. “Jika menjadi Rupert Murdoch, maka Anda bisa ke sana melihatnya. Atau Bob Iger,” katanya bercanda.
Studio Fox yang dimiliki Murdoch telah berkomitmen mendistribusikan film Avatar berikutnya melalui waralaba. Namun, studio film ini sedang dalam proses dijual ke Disney sebagai bagian dari kesepakatan senilai Rp717 triliun.
“Iger Staf Kepala Eksekutif Disney belum melihat rancangan untuk sekuel “Avatar” karena ada pembatasan pada kolaborasi mereka. Sementara kesepakatan itu di bawah peninjauan peraturan,” kata Cameron.
Cameron berbicara selama acara untuk mempromosikan serangkaian enam bagian pada jaringan kabel AMC tentang sejarah fiksi ilmiah dalam film yang disebut Visionaris AMC sebagai “Cerita Fiksi Sains James Cameron.”
“Avatar,” kisah ras makhluk biru yang bersikap manusiawi di bulan subur bernama Pandora adalah film terlaris dalam sejarah dengan penjualan tiket global Rp38,4 triliun. Film “Avatar” kedua dijadwalkan diluncurkan Desember 2020 mendatang.
Cameron menggambarkan film “Avatar” masa depan sebagai “kisah keluarga generasi”.
“Saya menemukan diri saya sebagai ayah dari lima orang yang mencoba untuk berpikir tentang seperti apa kisah `Avatar` apakah itu drama keluarga, apakah itu `The Godfather`,” katanya.
“Jelas itu genre yang sangat berbeda. Ini cerita yang sangat berbeda, tetapi saya tergelitik gagasan itu,”
“Itu bisa menjadi bibit penghukuman dan kehancuran mutlak proyek tersebut atau bisa menjadi hal yang membuatnya terpisah dan terus menjadi unik. Tidak ada yang tahu sampai kamu membuat film dan menghentikannya,” kata Cameron.(ant/den)