Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan bantuan Program Revitalisasi Pendidikan Kejuruan kepada 219 Sekolah Menengah Kejuruan.
Bantuan tersebut untuk meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Terdapat 15 jenis bantuan yang diberikan, yakni:
– Pembinaan Pengelolaan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi kepada 219 SMK;
– Teaching Factory kepada 105 SMK;
– Technopark kepada 31 SMK;
– Pengembangan SMK Pariwisata kepada 47 SMK;
– Pengembangan SMK Kelautan kepada 25 SMK;
– Pengembangan SMK Pertanian kepada 32 SMK;
– Pelaksanaan Pemasaran Tamatan (Job Matching) kepada 6 SMK.
– Pelaksanaan Kelas Industri kepada 18 SMK;
– Pengembangan SMK Berbasis Industri/Keunggulan Wilayah kepada 75 SMK;
– Pengembangan SMK di Kawasan Industri Nasional/Kawasan Ekonomi Khusus kepada 15 SMK;
– Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) kepada 7 SMK;
– Pembangunan Ruang Praktik Siswa (RPS) kepada 147 SMK;
– Peralatan Praktik Kompetensi Kerja kepada 90 SMK;
– Pembangunan Perpustakaan kepada 7 SMK;
– Rehabilitasi Gedung SMK kepada 25 SMK.
Bantuan tersebut hasil analisa kebutuhan dari masing-masing sekolah yang diajukan melalui Aplikasi Takola. Dengan begitu diharapkan dari masing-masing sekolah yang mendapatkan bantuan dapat mengoptimalkan layanan pendidikan kejuruan untuk menghasilkan lulusan yang dapat diserap pasar kerja.
Pemberian bantuan Revitalisasi SMK tersebut ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud, dan kepala sekolah penerima bantuan.
Selain dilakukan penandatanganan nota kesepahaman, juga dilakukan bimbingan teknis sekolah sasaran pelaksana program Revitalisasi SMK tahun 2018 yang telah dilakukan pada 24 sampai dengan 26 April 2018, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta.
Pembicara dalam bimbingan teknis tersebut adalah Muhadjir Effendy Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dan Hamid Muhammad Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pada program Revitalisasi SMK, Kemendikbud juga melakukan sinergi antar unit pelaksana teknis (UPT) yang terdiri dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan bidang Kelautan, Perikanan, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK), dan Seameo Biotrop. Sinergi tersebut dilakukan untuk memberikan pendampingan kepada 219 SMK sesuai dengan bidang keahlian yang direvitalisasi. SMK tersebut terdiri dari 33 SMK Bidang Agribisnis dan Agroteknologi, 25 SMK Bidang Kemaritiman, 47 SMK Bidang Pariwisata, 29 SMK Bidang Seni dan Industri Kreatif, dan 85 SMK Bidang Pendukung Prioritas Pembangunan.(jos/iss/ipg)