Sabtu, 23 November 2024

Pemerintah Sewa 165 Hotel Untuk Pastikan Jamaah Haji Dapatkan Fasilitas Standar Bintang 3

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Foto: setkab.go.id

Guna memberikan pelayanan yang lebih baik, pemerintah telah menyewa 165 hotel dengan standar bintang 3 (tiga) di Makkah, Arab Saudi. Ratusan hotel tersebut digunakan untuk menampung sekitar 240.000 calon jemaah haji Indonesia tahun 1439 H/2018 M.

Dilansir dari laman setkab.go.id, sementara untuk yang di Madinah pemerintah menggunakan dua pendekatan sewa. Salah satunya full musim, yakni selama musim haji itu disewa sepenuhnya. Sementara beberapa hanya disewa dengan pendekatan blocking time.

“Secara keseluruhan hotel-hotel standarnya adalah bintang 3, lalu tidak boleh lebih dari 5 orang per kamar dan seterusnya. Itu sudah sesuai dengan harapan,” kata Lukman Hakim Saifuddin Menteri Agama usai Rapat Terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/4/2018) sore.

Jarak terdekat dari masing-masing hotel ke Masjidil Haram, lanjut Menag, adalah 708 meter. Sementara yang paling jauh adalah 4,4 kilometer.

Katering dan Transportasi

Mengenai katering dan transportasi selama di Tanah Suci, menurut Menteri Agama (Menag), juga sudah dilakukan kontrak-kontrak. Sehingga bisa dikatakan prinsipnya persiapan selama di Tanah Suci untuk haji tahun ini sudah final.

Dijelaskan Menag, jika tahun lalu selama di Makkah, jemaah haji hanya memperoleh 25 kali makan, tahun ini ditambah menjadi 40 kali.

“Jadi ini adalah peningkatan kualitas pelayanan kepada jamaah haji,” ujar Menag.

Namun ia menambahkan, jika masalah rasa yang menjadi masalah dari tahun ke tahun tidak mudah diselesaikan. Ini dikarenakan rasa dari jemaah haji dari seluruh Nusantara berbeda-beda. Tetapi pihaknya memastikan yang dipilih adalah semoderat mungkin kepedasannya, keasinannya, keasamannya, dan manisnya.

Sementara Subhan Cholid Ketua Tim Penyediaan Transportasi Haji Kemenag secara terpisah mengemukakan, selama di Saudi, jemaah akan mendapat tiga layanan transportasi, yaitu: antar kota perhajian, bus salawat, dan transportasi Armina (masya’ir).

Dua layanan pertama menjadi tanggung jawab Kementerian Agama, sedang yang ketiga menjadi tanggung jawab Naqabah (organda) Saudi.

“Untuk layanan antar kota, sudah terpilih tujuh perusahaan. Sedang untuk angkutan salawat terpilih dua perusahaan,” kata Subhan.

Subhan mengaku pihaknya sudah bersepakat dengan perusahaan bahwa bis yang dioperasikan paling lama diproduksi tahun 2013, atau usia maksimal 5 tahun. Pihak perusahaan terpilih telah berkomitmen untuk memberikan armada terbaik.

“Untuk rute dari bandara Madinah menuju hotel di Madinah dan bandara di Jeddah menuju Makkah, layanan upgrade-nya dilakukan Naqabah,” kata Subhan. (tna/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs