Jumat, 1 November 2024

Tari Encek Genjreng Semarakkan HUT Bojonegoro

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Sejumlah penari menari tari Encek Grenjeng di Bojonegoro. Foto: Antara

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Jawa Timur, tetap akan menampilkan tari Encek Grenjeng yang mengadopsi upacara adat di Desa Straturejo, Kecamatan Baureno, pada puncak HUT Ke-341 kabupaten pada Oktober.

Taufiq Amrullah Kepala Bidang Budaya Disbudpar Bojonegoro, di Bojonegoro, Senin (30/4/2018) menjelaskan tari Encek Grenjeng akan ditampilkan dalam HUT ke-341 kabupaten. Tari itu tetap ditampilkan meskipun dalam festival karya tari se-Jawa Timur itu, tari Encek Grenjeng hanya menduduki posisi keempat penyaji unggulan.

“Tari Encek Grenjeng tetap kita tampilkan dalam HUT kabupaten, sebab merupakan karya tari baru hasil koreografer Bojonegoro,” ujar Taufiq kepada Antara.

Di dalam festival karya tari se-Jatim untuk penyaji unggulan yaitu karya tari dari Jombang, Pasuruan dan Tulungagung, menyusul kemudian Bojonegoro diurutan keempat.

Sedangkan dalam festival karya tari itu yang terpilih sebagai penyaji terbaik yaitu Banyuwangi, Lamongan dan Ponorogo. Salah satu karya tari itu nantinya akan mewakili Jatim, dalam festival karya tari tingkat nasional.

Menurut dia, kekurangan para penari tari Encek Grenjeng dalam festival karya tari se-Jatim, di Surabaya pekan lalu adalah jadwal waktu latihan yang pendek. Selain itu juga para penari masih belum matang.

“Sembilan penari Encek Grenjeng semuanya penari pemula, sebab untuk regenerasi,” tambah Deny Ike Kirmayanti Koreografer Disbudpar Bojonegoro.

Upacara adat di Desa Straturejo itu mengambarkan upacara adat sedekah bumi sebagai bentuk penghormatan kepada sepasang leluhur desa setempat yaitu Akuwu Basunanda dan Nyi Lebdasari. Upacara adat itu kemudian diadopsi menjadi tari dengan judul Encek Grenjeng.

Di dalam upacara adat itu digambarkan ada iring-iringan encek (wadah) berisi sajian gunungan hasil bumi dan makanan simbul rasa syukur dan suka cita masyarakat yang sudah menjadi tradisi dilengkapi disajikan hiburan tayub.

Sebelumnya, diawali dengan pensucian diri di sumur Nganten yaitu tempat sepasang leluhur itu mensucikan diri selepas dari tawanan para pemberontak.

Yang jelas, lanjut dia, karya tari Encek Grenjeng menambah perbendaharaan karya tari khas daerahnya. Sebelum itu, juga sudah lahir sejumlah karya tari baru, antara lain, tari Kayangan Api sebagai wakil Jatim mampu keluar sebagai juara nasional dalam festival karya tari pada 2016. (ant/tna/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
33o
Kurs