Bonek dan Aremania pernah menyepakati perjanjian damai di Polda Jatim. Keduanya tidak boleh saling mengunjungi, apabila ada pertandingan di salah satu kota asal, “Tidak diperkenankan memasuki atau berkonvoi menggunakan atribut di wilayah masing-masing.”
Oleh karena itu, AKBP Bambang Sukmo Wibowo Kabag Ops Polrestabes Surabaya mengatakan bahwa pihak Polrestabes Surabaya telah berkoordinasi dengan Polres lainnya, seperti Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Polresta Malang, Polres Malang, Polres Gersik dan Polres/ta Mojokerto, agar menghalangi masuknya Aremania ke Surabaya.
“Kami minta Aremania untuk tidak datang ke sini. Hal ini untuk menjaga suasana yang kondusif. Perjanjian itu sudah ada sejak tahun 1996 dengan Polda, bahwa Aremania tidak diperbolehkan datang, begitupun sebaliknya,” kata Bambang.
Untuk mengamankan pertandingan itu, pihak kepolisian telah mengerahkan sekitar 2.767 personel gabungan, di antaranya 510 dari TNI, 157 dari Satpol PP, dan sisanya 2.100 personel dari polisi.
Selain itu, polisi juga mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan kendaraan plat N, terutama yang akan pergi ke Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya untuk menyaksikan pertandingan Persebaya melawan Arema FC, Minggu (6/5/2018).
AKBP Sudamiran Kasatreskrim Polrestabes Surabaya mengatakan dari hasil sweeping pada Sabtu (5/5/2018) malam, polisi menemukan satu kendaraan bermotor dengan plat N, yang sempat memicu konflik dengan suporter Persebaya atau bonek. Untuk itu, lanjut Sudamiran, masyarakat diharapkan sementara ini menggunakan kendaraan lainnya, selain plat N.
“Sebaiknya penonton yang motornya plat N, jangan digunakan dulu. Ganti lainnya saja,” kata Sudamiran, saat dikonfirmasi suarasurabaya.net, Minggu (6/5/2018).
Dia berharap masyarakat bisa mengerti imbauan yang dikeluarkan polisi itu, agar pertandingan juga berjalan lancar, tanpa ada kendala apa pun.(ang/iss)