Taufik Kurniawan Wakil Ketua DPR, menyoroti kondisi guru honorer di Indonesia. Menurutnya, guru honorer belum mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah sehingga peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati tiap 2 Mei lalu harus menjadi momentum perbaikan nasib guru honorer.
“Walau Indonesia memiliki peringatan Hardiknas, namun menjadi sangat ironis karena hingga kini masih ada banyak tenaga pengajar atau guru honorer yang belum mendapatkan kesejahteraan layak,” kata Taufik dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (7/5/2018).
Dia mengaku prihatin dengan kondisi guru honorer karena dengan gaji yang jauh dari kata layak. Bahkan gaji guru honorer masih jauh dibawah angka Upah Minimum Regional (UMR) dan tidak sebanding dengan perjuangannya untuk mencerdaskan anak bangsa.
Kondisi itu menurut dia sangat ironis karena seorang guru selalu dituntut untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Namun dilain sisi, kesejahteraan mereka terabaikan. Dengan kehidupan ekonomi saat ini, guru semakin sulit memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Mereka bahkan harus mencari pekerjaan sampingan. Ini harus menjadi renungan kita bersama agar ada solusi ke depannya,” ujarnya kepada Antara.
Taufik yang juga politisi PAN itu mendorong keberpihakkan negara dengan memprioritaskan guru honorer yang telah mengabdi kepada negara hingga belasan tahun, untuk dapat mengangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil.
Dia menilai perjuangan para guru khususnya guru honorer harus mendapat penghargaan yang layak dari negara karena akibat dari kecilnya honor, akhirnya guru-guru tersebut tidak mengembangkan kemampuan dirinya.
“Mereka sibuk untuk mencari uang hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidupnya. Ini harus menjadi perhatian negara,” katanya. (ant/tna/rst)