Jamhadi Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya mengatakan bahwa proteksi Amerika Serikat (AS) dan China terhadap barang produksi dalam negerinya sendiri mempengaruhi nilai tukar dolar terhadap rupiah.
“Hari ini kita merasakan akibat itu semua. Dolar pulang kampung. Supply kita yang didominasi barang AS dan China. Tiba-tiba mereka harus loyal pada produknya sendiri. Di samping itu kita ada jadwal pembayaran utang negara dalam bentuk dolar sehingga rupiah kita makin tertekan,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (9/5/2018).
Supaya bisa bertahan dan mendapat laba di tengah kondisi ini, Kadin menyarankan pengusaha mereguk profit yang wajar saja. “Problemnya, saat kita sudah telanjur kontrak jual, mereka akan cari pasar baru, misalnya ke Afrika, yang bisa mendapat balancing price. Yang penting jangan sampai pengusaha kita ingin profit tinggi,” kata dia.
Selain itu, pengusaha diharapkan dapat men-supply kebutuhan konsumsi dalam negeri. Ke depankan kreativitas dalam produksi dan dagang. Misalnya dengan mencari alternatif produk yang bahan bakunya dari dalam negeri atau dari negara sahabat yang mau dibayar dengan partner currency. Langkah ini untuk mengurangi kebutuhan dolar Amerika Serikat.(iss/ipg)