Sabtu, 23 November 2024

Juara Kompetisi Beton Nasional, Ubah Limbah Marmer Jadi Beton

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Tiga mahasiswa Teknik Infrastruktur Sipil ITS juara kompetisi beton nasional. Foto: Humas ITS Surabaya

Tiga mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS Surabaya berhasil mengubah limbah marmer yang biasanya hanya menjadi sampah tak berguna berhasil diubah menjadi beton yang berkualitas.

Dimas Sanda Wicaksana, Gifary Maulana, dan Tommy Anggryawan, menyebutkan bahwa limbah marmer yang dimaksud adalah potongan serbuk marmer yang biasanya dihasilkan dari suatu industri pengolahan batu marmer.

Berdasarkan hasil observasi yang pernah dilakukan tim bernama Karyabrata ini, limbah tersebut bertumpuk di sepanjang aliran sungai dan membuat laju air terhambat.

“Jika tidak ada penanganan pada limbah marmer lebih lanjut, maka akan menyebabkan bencana banjir di sekitarnya,” terang Dimas Sanda Wicaksana Ketua tim Karyabrata.

Potongan serbuk marmer tersebut, kata Dimas, hanya digunakan sebagai bahan tambahan pada pembuatan beton. Beton yang dibuat berukuran 15cm x 30cm, berbentuk silinder, dan bermutu 20 megapascal (MPa).

“Dalam proses pembuatannya, kami hanya membutuhkan waktu tiga hari dari waktu normal 28 hari,” tambah Dimas.

Selain menambahkan limbah marmer, menurut Dimas, untuk meningkatkan workability dan mempertahankan keenceran beton, digunakan juga katalis berjenis sikacim. “Harganya ekonomis dan memiliki mutu yang tinggi, saya rasa ini cocok digunakan untuk membuat beton versi mahasiswa,” tambah Dimas.

Meskipun mengalami beberapa kesulitan saat pengerjaan, Dimas mengaku timnya tetap optimistis dan melakukan berbagai pengujian berulang kali hingga berhasil.

Diantaranya pengujian slump-flow untuk menentukan flowability atau kemampuan alir dan stabilitas beton. Hal ini untuk mengetahui aliran beton yang memenuhi celah-celah sempit akibat struktur yang terlalu dekat.

“Saat di lapangan kami kesulitan mengerjakan proses pencampuran pasir yang tergolong berlumpur. Pasir yang berlumpur akan menghambat penyerapan yang berakibat pada nilai kekuatan beton yang diharapkan,” papar Dimas.

Berkat inovasi yang dilakukan dalam membuat beton tersebut, tim Karyabrata ini juga telah berhasil membawa pulang juara 2 dalam kompetisi beton nasional di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs