Hari pertama layanan penukaran uang di Lapangan Makodam V Brawijaya, Rabu (24/5/2018), warga yang menukarkan uang relatif tidak terlalu banyak. Antrean orang tidak sampai mengular.
Layanan penukaran uang di Makodam V Brawijaya ini adalah hasil kerja sama antara Bank Indonesia (BI) dengan 13 Bank BUMN dan swasta yang ada di Surabaya
Data Bank Indonesia, pada hari pertama layanan dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 12.30 WIB, dari lima hari pelayanan penukaran uang yang dijadwalkan, jumlah penukar kurang lebih 60 persen dari jatah yang disediakan.
BI menjatah, pada hari ini, penukaran uang bisa dilakukan untuk 1.300 orang. 60 persen dari total jatah itu, berarti hanya ada 780 orang yang menukarkan uang di Makodam V Brawijaya, hari ini.
Untuk menghindari praktik orang yang sengaja menukarkan uang untuk dijual kembali, BI menerapkan pembatasan nominal penukaran uang untuk satu orang per hari.
Setiap orang hanya bisa menukarkan uang maksimal Rp3,7 juta per hari. Uang pecahan Rp20 ribu maksimal Rp2 juta, pecahan Rp10 ribu maksimal Rp1 juta, pecahan Rp5 ribu maksimal Rp500 ribu, dan pecahan Rp2 ribu maksimal Rp200 ribu.
Untuk memastikan orang yang sudah menukarkan uang tidak kembali antre, BI menerapkan aturan, bagi mereka yang sudah menukar uang agar mencelupkan jari kelingking mereka ke tinta.
Yudi Harymukti Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur mengatakan, penerapan tinta untuk penukar uang ini untuk menghindari orang menukar uang secara berlebihan.
“Kami tidak bisa mengusir orang-orang ini, yang akan memanfaatkan uang pecahan untuk kepentingan meraup keuntungan dengan membuka penukaran di jalan-jalan. Kami berharap penerapan tinta ini bisa membatasi mereka,” ujarnya.
Layanan penukaran uang ini, kata Yudi, masih akan digelar kembali pada 30 Mei mendatang. Juga selama tiga hari berturut-turut, 5-7 Juni mendatang mengingat prediksi permintaan penukaran uang akan meningkat.
“Masyarakat tidak perlu khawatir, karena layanan ini hanya satu dari beberapa layanan penukaran uang yang kami gelar bekerja sama dengan beberapa pihak,” katanya.
Bank Indonesia telah bekerja sama dengan 66 Bank yang ada untuk membuka layanan penukaran uang di lebih dari 300 outlet layanan perbankan di Surabaya dan sekitarnya.
Layanan di outlet perbankan ini bisa diakses oleh warga Surabaya setiap hari Selasa dan Kamis setiap minggunya, mulai 22 Mei sampai 7 Juni 2018 mendatang.
Selain itu, BI juga sudah membuka layanan penukaran uang pecahan ini di 12 rest area jalan tol. Baik di tol Surabaya-Mojokerto, Ngawi-Kertosono, Mojokerto-Jombang, serta Surabaya-Gempol.
Layanan di rest area yang bisa diakses setiap hari Selasa dan Kamis ini bahkan sudah dibuka mulai 8 Mei lalu sampai 30 Juni mendatang.
“Kami mengimbau, masyarakat menukarkan uang di tempat-tempat resmi, baik yang diselenggarakan BI dengan perbankan maupun pihak lain yang ditunjuk BI,” ujarnya.
Imbauan itu dia sampaikan demi keamanan dan kenyamanan penukaran uang, untuk menghindari risiko uang palsu dan kemungkinan selisih penukaran uang yang diterima.
“Kami juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan penukaran uang secara berlebihan. Sewajarnya saja sesuai kebutuhan,” katanya.
Suhartatik (50) warga Jalan Gajah Mada Trem yang sehari-hari merupakan berdagang minuman di sekitar Makodam V Brawijaya menukarkan uang Rp1,7 juta dengan sejumlah uang pecahan.
“Soalnya saya tidak butuh yang pecahan Rp20 ribu. Saya hanya butuh pecahan Rp10 ribu, Rp5 ribu, dan Rp2 ribu, untuk diberikan kepada keluarga,” katanya.(den/dwi/ipg)