
DPP PDI Perjuangan menggelar peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) dengan diskusi “Warisan Bung Karno untuk Asia-Afrika dan Keadilan Sosial Global” yang digelar Badan Sejarah Indonesia PDI Perjuangan, Sabtu (26/4/2025).
Bonnie Triyana Kepala Badan Sejarah Indonesia PDI Perjuangan mengatakan acara ini bukan sekadar mengenang sejarah, tetapi juga menegaskan relevansi semangat solidaritas bangsa-bangsa terjajah dalam menghadapi tantangan global terkini, seperti perang dagang dan ketidakadilan sosial.
Menurut Bonnie, KAA 1955 adalah puncak dari perjuangan panjang bangsa-bangsa Asia-Afrika sejak era 1920-an.
“Ini bukan hanya untuk melakukan romantisasi terhadap sebuah peristiwa sejarah, tetapi terlebih dari itu kita ingin memetik nilai yang sangat penting dari spirit pembebasan bangsa-bangsa di Asia Afrika,” kata Bonnie.
Bonnie mengatakan negara perlu memetik nilai spirit pembebasan yang digagas tokoh seperti Soekarno, Ali Sastroamidjojo, Nehru, dan lainnya.
Dia menambahkan, KAA ini juga mengandung cerita dari usaha untuk memerdekakan diri dari bangsa-bangsa seterjajah dimulai dari tahun 20-an, kemudian ada Liga Anti-Imperialisme dan sejarah intelektual dari perjuangan bangsa-bangsa Afrika itu sendiri. Dan diskusi yang menghadirkan sejarawan ini akan mengupas soal gerakan intelektual tersebut.
“Kita tahu sekarang kita sedang perang dagang dan kita ingin mencari relevansi dari peristiwa ini apa di hari ini. Mungkin demikian laporan dari saya, acara ini juga diikuti secara online. Jadi, pesertanya lumayan yang mendaftar, banyak antusiasnya, mungkin juga yang dari luar daerah juga mengikuti tidak hanya dari partai tapi juga dari masyarakat umum,” kata Bonnie.
Bonnie menyampaikan kegiatan ini sudah dipersiapkan cukup lama di Badan Sejarah Indonesia PDIP.
Hadir dalam acara pembukaan diskusi di Kantor DPP sejumlah pengurus pusat DPP PDIP antara lain Ahmad Basarah, Ganjar Pranowo, Sri Rahayu dan Ribka Tjiptaning.(faz/iss)