Sabtu, 23 November 2024

Ditemukan Jenis Burung Endemis Indonesia yang Baru

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Pinterest

Alam Indonesia kembali menunjukkan kekayaan alamnya yang menakjubkan. Jumlah spesies burung yang ditemukan di negara dengan hutan hujan tropis ketiga terluas di dunia kembali bertambah lagi tahun ini.

Antara melansir, data Burung Indonesia menyatakan pada 2017 terdapat 1.769 jenis burung yang teridentifikasi setelah sebelumnya tercatat 1.672 jenis.

Tahun ini, jumlah burung yang teridentifikasi bertambah dua jenis lagi. Salah satunya merupakan jenis endemis Indonesia. Maka, jumlah jenis burung di Indonesia pada 2018 adalah 1.771 jenis burung.

“Salah satu penambahan jenis tersebut yaitu Myzomela Rote (Myzomela Irianawidodoae), burung endemis Pulau Rote di kawasan Nusa Tenggara Timur yang dideskripsikan oleh LIPI pada tahun 2017,” kata Ria Saryanthi Head of Communication & Institutional Development Burung Indonesia dalam keterangan pers, Kamis (31/5/2018).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 tahun 1999, burung jenis Myzomela Rote termasuk dalam famili Meliphagidae. Hl ini berarti menambah satu jenis burung yang dilindungi menjadi 436 dari sebelumnya 435 jenis.

Dengan penambahan ini, jenis burung yang khas atau endemis dari Indonesia yang telah teridentifikasi bertambah menjadi 513 jenis. Selain Myzomela Rote, satu jenis burung baru yang telah teridentifikasi adalah paok papua (Erythropitta macklotii).

Sementara itu, berdasarkan Daftar Merah Badan Konservasi Dunia (IUCN Red List), status burung terancam punah secara global yang tercatat di Indonesia mengalami sedikit perubahan. Ada tiga jenis burung yang status keterancamannya kini meningkat.

Ketiga jenis burung tersebut antara lain dara-laut alaska (Onychoprion aleuticus) yang sebelumnya berisiko rendah terhadap kepunahan (Least Concern/LC) menjadi rentan (Vulnerable/VU). Kemudian ada Myzomela bacan (Myzomela batjanensis) yang sebelumnya berstatus mendekati terancam punah (Near Threatened/NT) menjadi rentan. Juga punggok sumba (Ninox sumbaensis) yang sebelumnya berstatus mendekati terancam punah, kini meningkat tajam menjadi genting (Endangered/EN).

“Jika alam Indonesia yang merupakan habitat burung terus-menerus dirusak, maka bukan tidak mungkin banyak jenis burung akan punah bahkan sebelum ditemukan. Terlebih yang sekarang ada dan sudah ditemukan pun nantinya anak cucu kita mungkin tidak akan pernah sempat mengenalnya dan hanya bisa mengetahuinya dari literatur-literatur akademis,” lanjut Ferry Hasudungan Biodiversity Conservation Specialist Burung Indonesia.

Kerusakan hutan

Kajian yang diterbitkan jurnal Nature Climate Change pada 2014 telah memperkirakan pada 2012 hutan primer di Indonesia telah hilang sebanyak 840.000 hektar, tertinggi dibandingkan negara-negara lain. Bahkan kerusakan Indonesia melampaui Brazil yang kehilangan 460.000 hektar hutannya. Padahal luas hutan amazon Brazil sekitar empat kali luas hutan Indonesia.

Keberadaan hutan sangat terkait dengan kehidupan dan keberlangsungan berbagai jenis burung karena hutan adalah tempat bersarang, hidup, berlindung dan bereproduksi.

Keberadaan burung juga bermanfaat terhadap lingkungan, hewan tersebut menjadi agen pengendalian berbagai jenis hama, melakukan penyerbukan berbagai tanaman, dan menyebarkan biji-bijian yang akan tumbuh jadi tumbuh-tumbuhan di hutan dan alam liar. Terancamnya populasi burung dapat juga memperburuk kualitas hidup satwa-satwa lain dan keanekaragaman hayati pada umumnya.(ant/tna/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs