
Lukman Leong analis mata uang menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi kekhawatiran pasar terhadap eskalasi perang dagang.
“Rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS tertekan oleh kekhawatiran eskalasi perang dagang. Pelemahan ini akumulasi dari sentimen risk off di pasar selama sepekan lebih liburan hari raya Lebaran,” ujarnya dilansir dari Antara, Selasa (8/4/2025).
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Selasa hari ini di Jakarta, melemah sebesar 69 poin atau 0,41 persen menjadi Rp16.891 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.822 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa hari ini juga melemah ke level Rp16.849 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.566 per dolar AS.
Baru-baru ini, Donald Trump Presiden AS melontarkan ancaman tarif tambahan sebesar 50 persen atas impor dari China pasca-Negeri Tirai Bambu memberlakukan tarif timbal balik sebesar 34 persen terhadap AS.
Jika China tak membatalkan kenaikan tarif sebesar 34 persen pada hari ini, Trump akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50 persen pada negara tersebut, yang mulai berlaku pada Rabu (9/4/2025).
Selain itu, semua pembicaraan dengan China terkait permintaan pertemuan mereka dengan AS akan dihentikan.
Pemberlakuan tarif 34 persen dari China per 10 April nanti merupakan respons dari tarif timbal balik AS terhadap Beijing yang memberikan tarif sebesar 34 persen juga.
Secara keseluruhan, tarif Pemerintah AS terhadap barang impor dari China mencapai 54 persen.
“Sentimen global yang sedikit memulih hari ini tidak cukup untuk mendukung rupiah,” terang Lukman Leong. (ant/saf/ipg)