
Hari Raya Idulfitri menjadi momentum yang dapat dimanfaatkan untuk dapat menguatkan hubungan, terutama dalam keluarga dengan komunikasi yang menjadi kunci dalam setiap hubungan sosial.
Dr. Andria Saptyasari, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) membagikan tips tentang bagaimana mengelola komunikasi keluarga yang baik saat Idulfitri.
Kelola Komunikasi Keluarga
“Orang secara tidak sadar cenderung menanyakan hal-hal yang terlalu pribadi,” ungkap Andria dalam keterangannya yang diterima suarasurabaya.net, Kamis (27/3/2025).
Hal tersebut justru menurutnya harus dihindari. Baginya, fokus membangun keintiman saat berkomunikasi tidak hanya dapat dilakukan lewat informasi pribadi semata.
Namun, demi menghindari ketegangan selama perayaan Idulfitri, kita harus menyiapkan mentalitas yang positif. Perlu adanya sikap yang positif dalam menanggapi topik yang dinilai sensitif untuk disinggung.
“Ya dicandain aja. Misalnya, ‘udah lulus belum nih?’ jawab aja ‘nunggu angpao-nya nih untuk modal lulus’ gitu,” ujarnya diiringi tawa.
Selain itu, kita perlu memperhatikan konteks dan tingkat keintiman di antara anggota keluarga. Hal ini guna menyesuaikan topik pembicaraan yang diangkat. Jangan sampai momen pertemuan keluarga menjadi kurang nyaman karena obrolan yang tidak tepat.
Andria juga mengatakan perlu adanya langkah demi langkah dalam membangun pola komunikasi yang baik. Terutama pada keluarga besar yang jarang bertemu.
“Kita itu harus step by step, tidak langsung to the point pada masalah pribadi. Jika tidak step by step maka akan terjadi pelanggaran ekspektasi,” papar Andria.
Komunikasi Antara Sesuai Umur
Inklusivitas dalam komunikasi keluarga juga hal yang tidak bisa dikesampingkan. Setiap anggota keluarga harus merasa terlibat dalam sebuah komunikasi untuk menjalin hubungan yang baik. Namun, jarak umur biasanya menjadi penghalang untuk dapat membangun komunikasi yang bermakna.
Karenanya Andria memberikan tips untuk membuat momen Idulfitri menjadi fun untuk dapat dinikmati semua anggota keluarga, misalnya dapat dilakukan lewat bermain gim.
Lewat bermain gim, komunikasi yang terbentuk akan cenderung bersifat spontanitas dan lebih alami. Hal tersebut mendorong adanya kohesi yang lebih baik antar anggota keluarga. (dra/bil/faz)