
Faisol Riza Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) menjamin produk makanan dan minuman olahan yang diproduksi oleh industri domestik tersedia secara cukup, guna memenuhi kebutuhan masyarakat pada periode Lebaran.
Ia mengatakan, guna menjamin ketersediaan produk makanan dan minuman olahan, pihaknya melakukan berbagai upaya strategis, seperti halnya menjamin pasokan bahan baku industri melalui penyusunan neraca komoditas.
“Berdasarkan hasil rapat koordinasi pantauan pasokan bahan pangan pokok untuk momen hari besar keagamaan nasional bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri relatif terjaga dengan baik,” katanya dikutip dari Antara pada Selasa (18/3/2025).
Dikatakan, pihaknya juga mendorong Bulog dan ID FOOD, bekerja sama dengan PT Pos Indonesia untuk menyebarkan bahan pokok, sehingga dapat memperpendek rantai distribusi, khususnya minyak goreng yang meningkat hingga dua kali lipat saat periode Lebaran.
Upaya selanjutnya untuk menjamin ketersediaan produk makanan dan minuman olahan yakni dengan menggelar bazar Ramadan yang digelar di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta pada 18-21 Maret.
“Pelaksanaan bazar Ramadan merupakan bentuk kepedulian dan wujud partisipasi Kementerian Perindustrian dalam menyambut Lebaran yang bisa dimanfaatkan para pengusaha untuk berpromosi sekaligus membantu masyarakat dalam mendapatkan barang kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” katanya pula.
Ia mengatakan pihaknya juga meyakini industri makanan dan minuman dalam negeri akan mengalami peningkatan dari sisi Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur, mengingat menjelang Lebaran tahun ini, pemerintah dan perusahaan mulai mencairkan tunjangan hari raya (THR) pekerja, sehingga mendorong daya beli sektor tersebut.
Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor tersebut pada tahun 2024, sebesar 40,31 persen terhadap PDB industri nonmigas, dan 6,92 persen terhadap PDB nasional.
Dari sisi ekspor, selama tahun 2024 industri makanan dan minuman membukukan nilai sebesar 41,45 miliar dolar AS atau Rp682,9 triliun (kurs Rp16.455), dengan nilai impor sebesar 17,08 miliar dolar AS atau Rp281 triliun.
Dengan demikian, sektor industri makanan dan minuman masih melanjutkan neraca dagang positif di tahun 2024 sebesar 24,37 miliar dolar AS atau Rp401 triliun.
Investasi sektor tersebut juga masih bertumbuh dan diminati oleh para investor. Hal ini terlihat dari perkembangan realisasi investasi di sektor industri makanan dan minuman yang mencapai Rp110,57 triliun pada tahun 2024. (ant/nis/saf/ipg)