
Suriah mendapat janji pendanaan sebesar 5,8 miliar euro (sekitar Rp113,1 triliun) dari negara-negara peserta konferensi donor untuk pemulihan Suriah ke-9 di Brussels, Belgia pada Senin (17/3/2025).
Menurut Dubravka Suica Komisioner Uni Eropa (EU), pihaknya menjadi donor terbesar hingga 80 persen dari total pendanaan yang dijanjikan.
“Saya merasa terhormat untuk mengumumkan bahwa kami menjanjikan dana 5,8 miliar euro dalam bentuk hibah dan pinjaman (untuk Suriah), terdiri dari hibah sebesar 4,2 miliar euro (Rp75,4 triliun) dan pinjaman sebesar 1,6 miliar euro (Rp28,7 triliun),” ucap Suica dikutip dari Antara, Selasa (18/3/2025).
Pinjaman 1,6 miliar euro tersebut diberikan sebagai pinjaman konsesi dari institusi keuangan internasional dan para donor, kata dia.
Komisioner EU tersebut kemudian menyatakan rasa terima kasihnya untuk berbagai upaya memobilisasi sumber daya dan menjajaki cara-cara untuk mendukung Suriah dan negara-negara tetangganya.
“Kontribusi anda menegaskan kuat dan teguhnya dukungan komunitas internasional kepada rakyat Suriah,” tutur Suica.
“Dukungan yang setara juga diberikan kepada para pengungsi dari Suriah serta negara-negara dan komunitas di kawasan yang menampung mereka di masa perubahan yang kritis di Suriah,” kata dia menambahkan.
Suica juga menyoroti kejatuhan rezim Bashar Al-Assad pada Desember 2024 lalu sebagai “peluang bersejarah” untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi rakyat Suriah, mendukung proses transisi, dan membantu pemulihan kembali negara tersebut.
Sebelumnya pada hari yang sama, Ursula von der Leyen Presiden Komisi Eropa mengumumkan bahwa EU akan meningkatkan pendanaan yang dijanjikan untuk Suriah hingga 2,5 miliar euro (Rp44,9 triliun) untuk 2025 dan 2026.
Sejak 2017, Uni Eropa menyelenggarakan konferensi donor tahunan untuk mendukung Suriah melalui pendanaan hibah dan bantuan kemanusiaan kepada Suriah maupun negara-negara yang menampung pengungsi Suriah.
Konferensi donor tahun ini dihadiri oleh Asaad Al-Shaibani Menteri Luar Negeri Suriah. (ant/nis/saf/ipg)