
Pemerintah Amerika Serikat (AS) meyakini ByteDance, induk perusahaan TikTok, akan menyepakati penjualan platform tersebut sebelum batas waktu 5 April 2025, untuk menghindari larangan permanen di AS.
Melansir Antara, Senin (17/3/2025), JD Vance Wakil Presiden AS menyatakan bahwa penjualan ini perlu dilakukan agar TikTok tetap dapat beroperasi di AS.
Aplikasi tersebut harus dijual kepada perusahaan yang berkantor pusat di luar China sebelum 5 April 2025, guna menghindari pemblokiran.
Beberapa perusahaan AS telah menunjukkan minat untuk mengakuisisi TikTok. Keputusan ini muncul setelah TikTok sempat diblokir di AS pada 19 Januari 2025 berdasarkan peraturan yang disahkan oleh pemerintahan Joe Biden Presiden kala itu.
Setelah peralihan kekuasaan ke Donald Trump pada 20 Januari 2025, presiden tersebut segera mengeluarkan perintah eksekutif, memberikan ByteDance waktu 75 hari untuk menjual TikTok kepada pihak lain.
Trump khawatir akan potensi penyalahgunaan data pribadi remaja dan dugaan propaganda yang disebarkan oleh China melalui aplikasi tersebut.
JD Vance sendiri, yang sebelumnya berkarier di industri modal ventura, kini bekerja sama dengan penasihat keamanan nasional AS Michael Waltz untuk menemukan pembeli yang berbasis di AS. Vance yakin bahwa ByteDance akan segera mencapai kesepakatan sebelum tenggat waktu.
CEO Omnivest Financial, Reid Rasner, telah mengajukan tawaran sebesar 47,45 miliar dolar AS untuk membeli TikTok, meskipun ByteDance belum memberikan konfirmasi terkait proses penjualan tersebut. (ant/bel/bil/ham)