
Bulan Ramadan juga disebut sebagai bulan Al-Quran. Hal tersebut tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 185.
… شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ
Syahru Ramadan alladzi unzila fihil Quran, hudan linnas wa bayyinat min al-huda wal furqan
Artinya: “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)…”
Ramadan dikenal sebagai bulan Al-Quran, dan di dalamnya ada dua peristiwa besar yang sering dibicarakan yaitu Lailatul Qadar dan Nuzulul Quran.
Bachtiar Dwi Kurniawan Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menjelaskan bahwa turunnya Al-Quran terjadi dalam dua fase. Fase pertama adalah dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah, yang bertepatan dengan malam Lailatul Qadar.
“Istilah ‘lebih baik dari seribu bulan’ muncul saat kaum Muslimin kagum mendengar seorang Yahudi mengaku beribadah tanpa henti selama seribu bulan. Lalu turunlah Surah Al-Qadr sebagai kabar gembira: satu malam ibadah di Lailatul Qadar melebihi itu,” paparnya dikutip melalui laman resmi Muhammadiyah, Sabtu (15/3/2025).
Fase kedua, lanjut Bachtiar, adalah penurunan Al-Quran secara bertahap dari Baitul Izzah ke Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Peristiwa ini diawali dengan turunnya Surah Al-Alaq ayat 1-5 di Gua Hira.
Namun, ia menyoroti bahwa berdasarkan Surah Al-Anfal ayat 41, momen penting lainnya terjadi pada 17 Ramadan, saat Perang Badar, disebut Yaumal Furqan, yang menandai pertemuan dua pasukan, Muslimin dan Musyrikin.
“Inilah yang kita peringati sebagai Nuzulul Quran pada tanggal 17 Ramadan,” tegasnya.
Bachtiar menekankan bahwa Lailatul Qadar dan Nuzulul Quran, meski berbeda, tidak perlu diperdebatkan. Keduanya adalah anugerah dalam Ramadan yang mengajak umat Islam meningkatkan ibadah, khususnya di 10 hari terakhir bulan suci.
Lebih jauh, beliau menggarisbawahi Al-Quran sebagai way of life, pedoman utama yang harus menjadi rujukan dalam segala aspek kehidupan.
Ia mengajak semua orang, khususnya generasi muda, untuk mencintai, mempelajari, dan mengamalkan Al-Quran, sebagaimana sabda Nabi: “Khairukum man taallamal Quran wa allamahu”, sebaik-baik kalian adalah yang belajar dan mengajarkan Al-Quran.
Bachtiar menegaskan bahwa Al-Quran akan tetap relevan sepanjang zaman. “Al-Quran tidak akan pernah kering dari makna. Ia shalih fi kulli zaman wa makan, cocok di setiap waktu dan tempat. Ini sumber hidup sejati untuk sukses di dunia dan akhirat,” katanya.
Ia juga mengingatkan untuk menanamkan kecintaan pada Al-Quran kepada anak-cucu, agar warisan keimanan terus terjaga. (nis/iss)