
Beberapa minggu setelah kemenangan Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS) dalam pemilu, harga saham Tesla melonjak, mencapai rekor 479 dolar AS (Rp7,87 juta) per saham, dan membawa kekayaan bersih Elon Musk ke level yang luar biasa tinggi-melonjak hingga lebih dari 150 miliar dolar AS (sekitar Rp2,5 kadriliun).
Namun sekarang ini keadaan telah berubah secara dramatis.
Dilansir dari Antara, Rabu (12/3/2025), sejak Trump dilantik menjadi Presiden AS, saham Tesla telah mengalami penurunan lebih dari 15 persen pada hari Senin (10/3/2025) menjadi 222 dolar AS (Rp3,6 juta), level yang belum pernah terlihat sejak Oktober lalu.
Penurunan terbaru ini menandai kerugian terburuk dalam satu hari bagi Tesla sejak September 2020, dan turun lebih dari 53 persen dari puncak kejayaan di level 479 dolar AS (Rp7,87 juta) pada pertengahan Desember.
Saham tersebut telah turun 2,7 persen lagi dalam perdagangan setelah jam kerja menjadi 216 dolar AS (Rp3,5 juta), meskipun sejak saat itu saham tersebut telah melonjak kembali ke sekitar 222 dolar AS (Rp3,6 juta).
Jumat (7/3/2025) lalu, Tesla mencatatkan kerugian minggu ketujuh berturut-turut, menandai kerugian beruntun terpanjang yang pernah dialami perusahaan sejak go public pada tahun 2010.
Kapitalisasi pasarnya telah terpukul secara signifikan, sekarang turun hampir 800 miliar dolar AS (Rp13,2 kuadriliun) dari puncaknya di bulan Desember.
Investor tidak terlalu senang dengan keterlibatan mendalam Elon Musk dalam pemerintahan Trump, terutama dalam memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE).
Awal pekan ini, Musk mengatakan bahwa ia berencana untuk tetap berada di pemerintahan Trump selama satu tahun lagi. Ketika ditanya bagaimana dia bisa menjalankan bisnis-bisnisnya yang lain, Musk menjawab, “Dengan susah payah.”
Lebih buruk lagi bagi Musk, X (sebelumnya Twitter) terkena serangan siber besar-besaran pada hari Senin, yang menyebabkan pemadaman listrik. Ini bukan jenis stabilitas yang diharapkan oleh para investor.
Penurunan penjualan
Bukan hanya keterlibatan politik Musk yang harus disalahkan atas anjloknya harga saham Tesla. Data dari beberapa pasar utama di seluruh dunia menunjukkan bahwa penjualan menurun dan permintaan untuk mobil listrik merek ini mulai melambat.
Analis UBS mengatakan bahwa mereka memperkirakan Tesla akan menjual 367.000 kendaraan pada kuartal pertama tahun ini.
Itu akan menjadi penurunan 6 persen dari 386.810 kendaraan yang dikirim pada kuartal-1 2024, yang dengan sendirinya menandai penurunan signifikan 9 persen dari 422.875 kendaraan yang dikirim pada kuartal pertama 2023. (ant/nis/ham/faz)