
Kepolisian mengajak santri di pondok pesantren putra dan putri Asshiddiqiah 2 Batuceper Kota Tangerang untuk berani berbicara dan berani melapor bila mengalami tindak pidana kekerasan pelecehan seksual fisik maupun nonfisik.
“Anak-anak tidak boleh takut untuk bersuara bila mengalami atau mengetahui terjadinya tindak kekerasan fisik maupun kekerasan seksual,” kata Brigjen Pol Dr. Nurul Azizah Dirtipid PPA dan PPO Bareskrim Polri dikutip dari Antara, Rabu (12/3/2025).
Kegiatan yang dikemas dalam suasana ngabuburit bertujuan untuk mengedukasi santri pentingnya Rise, And Speak, Berani Bicara Selamatkan Sesama. Terhadap tindak kekerasan fisik maupun seksual terhadap korban anak maupun remaja.
Brigjen Pol Dr. Nurul Azizah menambahkan tema Rise and Speak ini adalah untuk membangkitkan semangat, berani bersuara dan berani melawan.
“Anak-anak jangan ragu dan takut untuk melaporkan kepada Ustad atau ustazah nya. Berani berbicara kepada polisi yang siap untuk melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat,” katanya.
Kombes Pol Zain Dwi Nugroho Kapolres Metro Tangerang Kota, mengatakan kekerasan atau tindak pidana terkait PPPA di Kota Tangerang ini cukup tinggi.
“Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang sangat baik, agar anak-anak maupun remaja dapat mengetahui dan memahami di bidang hukum ini,” kata Kombes Zain.
Ia pun berharap, acara yang dikemas dengan menarik dan mudah dipahami oleh santri dan santriwati di ponpes seperti ini dapat terus berjalan dan dilakukan secara berkala guna meminimalisir serta mencegah tindak pidana kekerasan terhadap anak.
KH. Ahmad Mahrus Iskandar selaku Pengasuh Ponpes Asshiddiqiah 2 menyampaikan apresiasi kepada Mabes Polri dan Kementerian PPPA RI yang telah melaksanakan kegiatan tersebut.
“Acara ini mengingatkan saya kepada Abah yakni almarhum KH. Nur Iskandar SQ selaku Pendiri Ponpes Asshiddiqiah yang selalu mengajarkan dan berpesan untuk menerapkan SKS yakni Sistem Kasih Sayang. Yang harus selalu tumbuh di hati para ustadz ustazah dan sesama santri,” katanya. (ant/nis/ham/faz)