Rabu, 12 Maret 2025

BPBD: Satu Korban Meninggal Terseret Banjir di Probolinggo, Warga Diminta Waspada

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi. Korban meninggal dunia. Foto: Freepik Ilustrasi. Korban meninggal dunia. Foto: Freepik

R. Oemar Sjarief Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Probolinggo, Jawa Timur, mengatakan pihaknya menerima laporan satu orang dikabarkan meninggal dunia diduga terseret banjir saat hujan deras mengguyur kabupaten itu pada Senin (10/3/2025) sore.

“Korban yang meninggal atas nama Abd Halil (59), warga Desa Brani Wetan, Kecamatan Maron. Korban ditemukan pada malam hari oleh warga setempat,” katanya saat dikonfirmasi per telepon, Selasa (11/3/2025).

Korban diketahui keluar rumah pada Senin (10/3/2025) sore dan tidak kunjung pulang hingga waktu berbuka puasa, sehingga keluarga korban panik dan mencari keberadaan korban karena hujan deras dan banjir menggenangi permukiman warga setempat.

Warga bersama keluarganya menemukan korban di areal sawah yang tergenang air dalam kondisi meninggal dunia dan diduga korban terseret banjir yang menerjang desa setempat.

Oemar mengatakan hujan deras yang mengguyur Kabupaten Probolinggo menyebabkan 10 desa yang tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Krejengan, Pajarakan, dan Maron, terendam banjir yang menggenangi permukiman warga, namun kondisi terparah banjir berada di Kecamatan Krejengan.

“Di Kecamatan Krejengan, banjir melanda enam desa yakni Desa Opo-opo, Desa Jatiurip, Desa Patemon, Desa Kamalkuning, Desa Tanjung Sari, dan Desa Krejengan, namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian bencana tersebut,” tuturnya, dilansir Antara.

Sedangkan di Kecamatan Pajarakan, banjir melanda tiga desa yakni Desa Ketompen, Desa Selogudig Wetan, dan Selogudig Kulon, serta di Kecamatan Maron luapan banjir melanda Desa Brani wetan.

“Hari ini kami melakukan asesmen lanjutan karena pada Senin (10/3/2025) malam fokus untuk mengevakuasi warga rentan yang terjebak banjir ke tempat yang aman di sejumlah titik,” katanya.

Banjir yang melanda tiga kecamatan di Kabupaten Probolinggo tersebut menyebabkan sejumlah infrastruktur rusak, seperti jembatan penghubung antardesa dan rumah warga.

“Saya mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan selama cuaca ekstrem, karena dapat terjadi bencana sewaktu-waktu seperti banjir dan tanah longsor,” ujarnya. (ant/dra/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Rabu, 12 Maret 2025
30o
Kurs