Senin, 10 Maret 2025

SBY Soroti Pentingnya Jaga Demokrasi dan Lawan Perusak Konstitusi

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) Presiden ke-6 Indonesia dalam acara bedah buku "Standing Firm for Indonesia's Democracy" di KBRI Tokyo, Jepang. Foto: Antara

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Presiden ke-6 Indonesia menyoroti pentingnya menjaga nilai-nilai demokrasi dan melawan perusak konstitusi di tengah adanya fenomena kemunduran demokrasi secara global.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara bedah buku “Standing Firm for Indonesia’s Democracy” di KBRI Tokyo, Jepang, sebagaimana dikutip dari pernyataan KBRI Tokyo, Minggu (9/3/2025).

“Kalau kita bicara demokrasi kita, mari kita jaga, fight for democracy, fight against segala sesuatu yang merusak demokrasi, yang merusak konstitusi, yang merusak kerangka bernegara, yang merusak adanya checks and balances,” kata SBY seperti dilansir Antara.

SBY yang menjabat sebagai presiden selama dua periode pada 2004-2014 itu, mengatakan bahwa saat ini di seluruh dunia ada kemunduran demokrasi. Negara-negara besar yang sering mengeklaim diri sebagai champions of democracy atau pejuang demokrasi, menurutnya juga tidak kebal dari fenomena tersebut.

“Negara-negara besar yang konon dianggap sebagai champions of democracy, negara-negara yang lecturing us, menguliahi kita… dalam kenyataannya, negara-negara itu tidak imun dari kemunduran-kemunduran dalam demokrasi mereka,” ujarnya.

SBY juga berbagi pengalaman pribadinya sejak masa muda sebagai prajurit TNI yang telah menghargai kebebasan berekspresi. Dia menekankan bahwa kebebasan berpendapat bila digunakan secara tepat, maka itu hak dan harus dihormati.

“Waktu saya masih sangat muda, we love democracy. Kalau yang disampaikan mahasiswa itu ekspresi dari freedom of speech, mengapa kita menjadi gusar?” ucapnya.

Dalam acara bedah buku bersama mahasiswa Indonesia dan akademisi Jepang, SBY turut menekankan perannya sebagai mantan presiden dalam mendukung dan turut menjadi bagian dari solusi pada pemerintahan pemimpin-pemimpin setelahnya, termasuk pada pemerintahan Prabowo Presiden.

“Saya sudah sampaikan kepada Prabowo Presiden beberapa saat yang lalu, pentingnya meningkatkan komunikasi yang genuine antara istana dengan mereka yang menyampaikan kritik, dan Pak Prabowo mengatakan, ‘Kami terus meningkatkan kualitas komunikasi’,” ungkapnya.​​​​​​​

SBY juga menyampaikan optimisme bahwa Prabowo Presiden bisa menghadapi berbagai tantangan yang ada saat ini karena Indonesia masih memiliki sumber daya, sumber daya politik, dan sumber daya ekonomi untuk mengatasi keadaan tersebut.

Wahyu Prasetiawan, salah satu editor buku tersebut, menjelaskan judul “Standing Firm for Indonesia’s Democracy” dipilih karena salah satu hal yang paling menonjol dalam masa kepemimpinan SBY adalah bagaimana cara SBY menjaga demokrasi di Indonesia.

“Sebagai presiden dengan kekuasaan yang begitu tinggi, sebetulnya Pak SBY bisa melakukan hal sebaliknya, tapi itu tidak dilakukan,” ungkap Wahyu. (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Senin, 10 Maret 2025
25o
Kurs