Kamis, 6 Maret 2025

Rupiah Menguat Seiring Optimisme Pasar Terhadap Ekonomi Tiongkok

Laporan oleh Akira Tandika Paramitaningtyas
Bagikan
Ilustrasi - Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta. Foto: Antara

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS disebabkan optimisme pasar keuangan Asia terhadap pemerintahan Tiongkok yang melakukan pelonggaran kebijakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Penguatan mata uang Asia tersebut disebabkan oleh optimisme pasar keuangan Asia terhadap pernyataan pemerintah Tiongkok yang mendukung pelonggaran kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya kepada Antara di Jakarta, Kamis (6/3/2025).

Penguatan mata uang Asia turut didorong sentimen terkait ekspektasi pemangkasan suku bunga kebijakan yang lebih agresif dari The Fed.

Imbal hasil (yield) SBN turun 1-2 basis points (bps) pada hari Rabu (6/3/2025) berkat dukungan peningkatan sentimen risiko dan apresiasi kurs rupiah.

Volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat Rp33,78 triliun, lebih tinggi dari volume perdagangan hari Selasa (4/3/2025) yang sebesar Rp22,27 triliun.

Kepemilikan asing pada obligasi IDR turun sebesar Rp2,27 triliun menjadi Rp886 triliun, atau 14,32n persen dari total.

Yield SBN pada seri acuan 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun masing-masing sebesar 6,62 persen, 6,86 persen, 7,01 persen, dan 7,01 persen.

“Hari ini, rupiah diperkirakan diperdagangkan dalam kisaran Rp16.225 – 16.350 per dolar AS,” ungkap Josua.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan Kamis pagi di Jakarta, menguat hingga 17 poin atau 0,10 persen menjadi Rp16.296 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.313 per dolar AS. (ant/bel/kir/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Kamis, 6 Maret 2025
28o
Kurs