Kamis, 6 Maret 2025

7 Amalan Sunah Optimalkan Ibadah di Bulan Ramadan

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Ilustrasi. Berbuka Puasa Ramadan. Grafis: suarasurabaya.net

Ramadan merupakan bulan yang sangat istimewa bagi umat Muslim karena penuh dengan keberkahan dan ampunan. Salah satu keutamaannya adalah pahala ibadah yang dilipatgandakan dibandingkan bulan lainnya. Setiap amal kebaikan yang dilakukan, seperti membaca Al-Quran, itikaf, dan sedekah, mendapatkan balasan lebih besar dari Allah SWT. Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (6/3/2025).

Berkaitan dengan ini, Rasulullah SAW pernah bersabda:

إِنَّ أُمَّتِي لَمْ يَخِزُّوا مَا أَقَامُوا شَهْرَ رَمَضَانَ. قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا خَزِيُهُمْ فِي إِضَاعَةِ شَهْرِ رَمَضَانَ؟ قَالَ: إِنْتِهَاكُ الْمَحَارِمِ فِيهِ مِنْ زِنًا فِيهِ أَوْ شَرِبَ فِيهِ خَمْرًا لَعَنَهُ اللَّهُ وَمَنْ فِي السَّمَاوَاتِ إِلَى مِثْلِهِ مِنَ الْحَوْلِ. فَإِنْ مَاتَ قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ رَمَضَانُ، لَمْ تَبْقَ لَهُ عِندَ اللَّهِ حَسَنَةٌ يَتَّقِي بِهَا النَّارَ. فَاتَّقُوا شَهْرَ رَمَضَانَ فَإِنَّ الْحَسَنَاتِ تُضَاعَفُ فِيهِ مَا لَا تُضَاعَفُ فِيمَا سِوَاهُ وَكَذَٰلِكَ السَّيِّئَاتُ

Artinya, “Sesungguhnya umatku tidak akan celaka selama mereka menjaga bulan Ramadan.” Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan celaka dalam menyia-nyiakan bulan Ramadan?” Beliau menjawab, “Yaitu melanggar larangan Allah di dalamnya, seperti berzina atau meminum khamr.”

“Barang siapa melakukannya, ia akan dilaknat oleh Allah dan para penghuni langit hingga setahun penuh. Jika ia meninggal sebelum sempat bertemu Ramadan berikutnya, maka ia tidak memiliki kebaikan di sisi Allah yang dapat melindunginya dari neraka. Maka, jagalah bulan Ramadan, karena di dalamnya pahala kebaikan dilipatgandakan lebih dari bulan lain, begitu pula dosa-dosa.” (HR At-Thabarani).

Hadis ini secara tegas menyampaikan bahwa pahala amal ibadah selama bulan Ramadan akan dilipatgandakan, demikian juga berlaku bagi balasan dosa yang kita perbuat.

Berikut adalah ibadah yang dapat kita lakukan selama bulan Ramadan.

1. Makan Sahur

Selain sebagai sumber energi untuk berpuasa di siang hari selama bulan Ramadan, sahur juga merupakan amalan sunah yang sangat dianjurkan. Waktu terbaik untuk sahur adalah di akhir malam, asalkan tidak memasuki waktu yang meragukan, yaitu antara masih malam atau sudah terbit fajar. Dengan melaksanakan sahur, seorang Muslim tidak hanya mendapatkan kekuatan fisik untuk menjalani puasa, tetapi juga memperoleh keberkahan sebagaimana dianjurkan dalam ajaran Islam. Rasulullah bersabda:

لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا أَخَّرُوا السَّحُورَ وَعَجَّلُوا الْفِطْرَ

Artinya, “Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka.” (HR Ahmad).

2. Berbuka Puasa dengan Kurma

Salah satu anjuran saat berbuka puasa adalah mengawalinya dengan makan buah kurma sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam tinjauan medis, kurma mengandung gula alami yang cepat mengembalikan energi setelah seharian berpuasa.

Jika tidak tersedia, alternatif lain yang dianjurkan adalah berbuka dengan air. Salah satu manfaat air sendiri adalah dapat menghidrasi tubuh dengan baik sebelum melanjutkan makan makanan yang lebih berat.

Nabi SAW bersabda:

إِذَا أفْطَرَ أحَدُكُمْ، فَلْيُفْطرْ عَلَى تَمْرٍ فَإنَّهُ بَرَكةٌ، فَإنْ لَمْ يَجِدْ تَمْراً، فالمَاءُ فَإنَّهُ طَهُورٌ

Artinya, “Jika salah seorang dari kalian hendak berbuka, maka berbukalah dengan kurma sebab kurma itu berkah. Jika tidak ada, maka dengan air karena air itu bersih.” (HR At-Tirmidzi).

3. Membaca Doa saat Berbuka

Makanan yang kita santap saat berbuka puasa merupakan nikmat dari Allah SWT yang luar biasa dan penuh dengan keberkahan. Karena itu, berdoa pada momen ini menjadi anjuran tersendiri bahkan redaksi doanya tidak seperti doa makan pada umumnya.

Berikut adalah bacaan doa yang dianjurkan khusus saat menjelang berbuka:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلَتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ. يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ اِغْفِرْ لِي. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ

Allahumma Laka Sumtu Wa Bika Aamantu Wa ‘Alaa Rizqika Aftartu Wa ‘Alaika Tawakkaltu. Zahaba al-Zama’u, Wabtilatil-‘Urūqu, Wathabata al-Ajrū In Sha’ Allah. Ya Wasi’ al-Fadhli Ighfir Li. Alhamdu Lillahi alladhi Hadani Fasumtu Wa Razaqani Fa’Aftartu

Artinya, “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, dengan rezeki-Mu aku berbuka, kepada-Mu aku bertawakal. Telah hilang dahagaku, telah basah tenggorokanku, dan pahala pun telah tetap, jika Allah menghendaki. Wahai Dzat yang Maha Luas karunia-Nya, ampunilah aku. Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepadaku sehingga aku berpuasa, dan memberi rezeki kepadaku sehingga aku berbuka.”

Doa yang lebih masyhur berikut:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Allahumma Laka Sumtu Wa Bika Aamantu Wa ‘Alaa Rizqika Aftartu Birahmatika Ya Arhamar-Rahimin

Artinya, “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, dengan rezeki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, waahi Tuhan yang Maha Pengasih di antara semua pengasih.”

Atau doa yang berdasarkan HR. Abu Dawud

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

Dzahabazh-zhama’u wabtallatil-‘uruqu wa tsabatal-ajru insyaAllah

“Hilanglah rasa haus dan basahlah uraturat (badan) dan insyaAllah mendapatkan pahala.” [HR. Abu Dawud].

4. Menjaga Lisan

Berpuasa memang sah selama kita sudah niat saat malam hari dan menahan diri dari makan dan minum dari waktu terbit fajar hingga maghrib tiba. Akan tetapi untuk mempertahankan pahala puasa tersebut, tidak cukup dengan dua hal itu. Salah satu upaya untuk menjaga agar pahala puasa tetap utuh adalah dengan menjaga lisan dari ucapan buruk.

Nabi SAW pernah bersabda:

مَن لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Artinya, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan melakukannya, maka Allah tidak butuh jika ia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR Al-Bukhari).

5. Menjaga Etika Berpuasa

Ibadah yang sempurna adalah ibadah yang dilaksanakan dengan menjaga etika atau adab-adabnya. Begitu pula dalam berpuasa, kita dianjurkan untuk memperhatikan etika berpuasa, seperti tidak menghabiskan waktu siang hanya untuk tidur, tidak makan berlebihan saat berbuka, serta menghindari aktivitas yang tidak bernilai ibadah. Jangan sampai Ramadan yang penuh dengan keutamaan justru kita lalui sebatas untuk menggugurkan kewajiban.

6. Memperbanyak Itikaf di Masjid

Itikaf juga menjadi salah satu anjuran di bulan Ramadan yang diajarkan oleh Nabi SAW. Sebaiknya itikaf dilakukan selama satu bulan penuh, tapi jika tidak bisa maka diutamakan 10 hari terakhirnya. Karena pada hari-hari itu lebih memungkinkan terdapat malam Lailatul Qadar. Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda.

مَنِ اعْتَكَفَ مَعِي فَلْيَعْتَكِفَ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ

Artinya, “Siapa yang telah beritikaf bersamaku (di 10 malam pada tengah Ramadan tanggal 11-20) bersamaku, maka beritikaflah pada 10 malam terakhir.” (HR Ibnu Hibban). (Az-Zarqani, Syarhul Muwattha’, [Beirut, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah: 1411], juz II, halaman 286).

7. Memperbanyak Tadarus Al-Quran

Bertadarus Al-Quran juga menjadi salah satu anjuran selama bulan Ramadan. Jika memiliki banyak waktu luang, kita bisa menargetkan selesai 30 juz selama bulan puasa. Menurut Ibnu Rajab Al-Hambali dalam Bughyatul Insan fi Wadzaifi Ramadan, dasar anjuran perbanyak baca Al-Quran selama Ramadan adalah hadis berikut:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ. وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ. فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Artinya, “Dari Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah SAW adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadan ketika malaikat Jibril menemuinya, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadan, di mana Jibril mengajarkannya Al-Quran. Sungguh Rasulullah SAW orang yang paling lembut daripada angin yang berhembus.” (HR Al-Bukhari).

Demikianlah sejumlah anjuran ibadah yang bisa kita amalkan selama bulan puasa. (nis/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Kamis, 6 Maret 2025
27o
Kurs