
Dokter Andhika Respati, spesialis kedokteran olahraga menyebut, olahraga tetap perlu dilakukan saat puasa, baik fleksibilitas atau peregangan, kardio, dan angkat beban.
Untuk stetching, lanjutnya, bisa dilakukan kapan saja, karena tidak menimbulkan dehidrasi.
“Kita tetap butuh melatih kardio, tetap butuh latihan beban atau latihan otot dan juga kita butuh latihan fleksibiliti. Untuk fleksibilitas mungkin seharusnya tak ada isu ya, karena latihan stretching itu kan tidak terlalu capek artinya tidak terlalu berat secara intensitas juga tidak membuat dehidrasi,” ujarnya dilansir Antara, Senin (3/3/2025).
Tapi untuk olahraga jenis kardio dan latihan angkat beban, perlu memilih waktu dengan pertimbangan kondisi tubuh. Ada 4 waktu dengan kelebihan dan kekurangannya.
Pertama, pagi setelah sahur. Kelebihannya tubuh masih banyak cadangan energi dan cairan. Kekurangannya, rawan dehidrasi hingga sore jika olahraga menghasilkan banyak keringat. Solusinya, bisa berolahraga di tempat berpendingin udara lalu menggunakan pakaian tipis.
Kedua, sebelum berbuka puasa. Kelebihannya setelah selesai bisa langsung minum. Kekurangannya jika intensitasnya tinggi atau berlebih, tubuh semakin butuh gula, di mana cadangannya sudah menipis.
“Juga setelah beres bisa minum, jadi mau dibikin agak sedikit berkeringat agak sedikit panjang itu tidak apa-apa asalkan jangan terlalu berlebih karena semakin tinggi intensitas, dikhawatirkan semakin butuh gula yang mana sudah semakin tipis gula yang ada di tubuh,” katanya.
Ketiga, setelah berbuka puasa. Kelebihannya sudah bisa mengonsumsi makanan dan minum, kekurangannya durasi jadi pertimbangan jika terbentur dengan pelaksanaan ibadah salat Maghrib, Isya, dan tarawih.
Keempat, setelah salat tarawih. Kelebihannya tidak lagi terbentur jam ibadah dan energi dalam tubuh terpenuhi. Kekurangannya bisa menyebabkan kekurangan jam tidur.
“Jadi mendingan kalau mau setelah buka ya sempatkan sebelum tarawih,” tutupnya. (lta/iss)